Bisnis  

Mendag: Pasca-Covid-19, Peluang Ekspor ke Jepang Terbuka Lebar

Menteri Perdagangan Agus Suparmanto
Menteri Perdagangan Agus Suparmanto
Bagikan/Suka/Tweet:

TERASLAMPUNG.COM — Menteri Perdagangan Agus Suparmanto menyampaikan, peluang pasar ekspor ke Jepang kini kembali terbuka lebar menyusul mulai pulihnya negeri matahari terbit tersebut dari Covid-19.

“Peluang ini penting untuk dimanfaatkan dengan maksimal oleh para pelaku usaha, khususnya usaha kecil dan menengah (UKM),” kata Menteri Perdagangan Agus Suparmanto, dalam siaran persnya, Sabtu (20/6/2020).

Menurut Agus, kebijakan untuk membangun rantai pasok yang lebih berkelanjutan, terutama dengan semakin pulihnya Jepang dari Covid-19.

“Pemerintah Jepang menetapkan kebijakan untuk membangun rantai pasok yang lebih berkelanjutan, terutama dengan semakin pulihnya Jepang dari Covid-19. Hal tersebut menjadi peluang yang harus dimanfaatkan Indonesia untuk mengisi kekosongan dan meningkatkan laju ekspor ke pasar Jepang,” ujar Mendag Agus.

Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (Ditjen PEN) Kemendag, Kasan, mengatakan, Kemendag telah melakukan kebijakan memitigasi dampak pandemi Covid-19.

“Mencermati kinerja dan situasi saat ini, Kemendag telah melakukan kebijakan strategis memitigasi dampak pandemi COVID-19 terhadap kinerja ekspor, antara lain melalui memudahkan proses perizinan dan memberikan bantuan fasilitasi kepada para eksportir yang terdampak,” ujar Kasan.

Kasan menjelaskan, pandemi Covid-19 telah memberikan tekanan bagi hampir seluruh negara di dunia, baik dari sisi kesehatan maupun ekonomi. Meski angka kasus Covid-19 terus meningkat di berbagai kawasan, namun di beberapa negara Asia, khususnya Jepang, pandemi Covid-19 telah menunjukkan pemulihan yang diindikasikan penurunan jumlah kasus aktif dan kasus baru.

“Dengan kondisi tersebut, Pemerintah Jepang telah mencabut status “state of emergency” sehingga kegiatan sosial dan ekonomi Jepang pulih kembali secara berangsur dengan istilah “new lifestyle”,” kata dia.

Menurutnya, pada sisi ekonomi, pandemi Covid-19 telah memberikan “wake up call” bagi transformasi perekonomian Jepang yang selama ini bergantung pada Tiongkok sebagai basis manufaktur.

“Untuk itu, Pemerintah Jepang mulai memikirkan rantai pasok global (global supply chain) baru dari negara lain sebagai alternatif yang baru. Untuk meraih peluang mengisi rantai pasok global tersebut, para perwakilan perdagangan di luar negeri, baik Atase Perdagangan maupun ITPC, diharapkan dapat terus menyampaikan informasi pasar kepada pelaku usaha, serta melakukan promosi ekspor dan penjajakan kesepakatan (secara virtual) sehinga dapat menghasilkan transaksi dagang bagi para pelaku ekspor, khususnya UKM,” katanya.