Opini  

Menjemput Undangan Republik RBB Rumahitam

Bagikan/Suka/Tweet:

Oleh Isbedy Stiawan ZS

Ini jemputan amat tersanjung bagiku. Diundang baca puisi sebagai teraju utama di Republik RBB Rumahitam, Batam, Sabtu (15/9) malam.

Aku diudang seorang, sebagai penyair, namun kugaet musisi klasik Lampung dari Kabupaten Tulangbawang Barat (Tubaba), yaitu Irawan Syah dan Abdul Karim. Kedua musisi Dewan Kesenian Tubaba ini mengiringiku baca pusi dengan petikan gitar klasiknya.

Kehadiranku di Batam juga didampingi Kepala Dinas Pendidikan Tubaba Amrulllah, Ketua Harian DK Tubaba Ansyori Ali Akbar, Maryanto Kasimo, dan novelis Fajar Mesaz.

Aku bacakan 5 puisi dari 8 puisi yang kusiapkan, dan sebuah lagu Lampung ciptaan Abdul Karim.

Kepala Dinas Pendidikan Tubaba merasa tersanjung dengan sambutan Rumahitam. Kenangan tanjak disematkan kepala rombongan dari Tubaba. Sementara Pemkab Tubaba menyematkan kopiah khas Lampung.

Kunjungan seniman Tubaba ini diharapkan berlanjut. Di mana seniman Batam berkunjung ke Tubaba.

Seusai persyaan Hari Pusi Indonesia 2018 di Rumahitam, aku menyisir Batam di tengah malam ini menuju dinihari.

“Ada banyak yang bisa menginspirasi kegiatan seni di Tubaba,” kata Amrullah.

Kegiatan kesenian di Batam sememangnya terus menggeliat. Itu sebabnya dapat dimodifikasi di Tubaba.

Di Tubaba selama ini sudah ada gelar Purnama di Tugu Rato, Pentas Apresiasi Seni di Sesat Agung.

Sedang disiapkan adalah Pentas Sastra Tubaba di pelataran Gedung Pramuka. Sememtara Amrullah memunyai tajuk yaitu Malam Tubaba Bertutur.

“Ini hasil obrolan dengan Alan, calon doktor di Jerman,” kata Amrullah.*

*Isbedy Stiawan ZS adalah penyair berjuluk Paus Sastra Lampung