Merayakan Pergantian Tahun Ala Komite Sastra DKL (1)

Bagikan/Suka/Tweet:

Alexander GB/Teraslampung.com


BANDARLAMPUNG–Bukan meniup terompet, menyusun rencana berlibur ke pantai atau pulau, bukan
menyalakan petasan atau kembang api di lapangan atau jalan-jalan. Menjelang
pergantian tahun, Komite Sastra Dewan Kesenian Lampung (DKL) bekerjasama dengan
UKMBS Universitas Lampung justru menyelenggarakan dua kegiatan penting.

Pertama, Workshop Deklamasi Puisi yang akan dilaksankan pada tanggal 25– 26 Desember
2014, dan Workshop Menulis Kreatif pada hari Sabtu-Minggu, 27 – 28 Desember
2014. Bertempat di Gedung Graha Mahasiswa (PKM) Lt. 2 Universitas Lampung.   
 

“Pergantian
tahun itu harus diisi dengan kegiatan yang bermanfaat,” ujar Ari Pahala Hutabarat,
ketua Komite Sastra DKL. 
Workshop Deklamasi Puisi

Deklamasi
Puisi adalah satu bidang yang sangat diminati di Indonesia termasuk Lampung,
sejumlah event (lomba) dihelat setiap tahunnya. Lomba mendeklamasikan puisi ada
di semua level umur dan pendidikan, dari SD, SMP, SMA, Mahasiswa hingga Dewasa. 

Di tingkat pelajar ada FSL2N dari SD hingga SMA, di tingkat mahasiswa Peksimida
dan Peksiminas, dan banyak lagi event-even (lomba) baca puisi yang sifatnya
insidental maupun yang terpogram rutin setiap tahunnya.  Karena itu deklamasi atau seni membaca puisi
sangat familiar di masyarakat kita. 
Namun, sayangnya hanya sedikit yang mengetahui dan mampu membaca puisi
dengan tepat. Padahal membaca puisi itu ada system pengetahuannya, ada teknik
(cara) yang bisa dilatih dan dipelajari agar selain enak didengar juga sesuai
dengan maksud puisi yang dibacakan. 

Karena
itu,   Komite Sastra DKL untuk program 2014 ini menggelar Workshop Deklamasi
Puisi, dengan menghadirkan narasumber yang tidak asing lagi, sudah
sangat
berpengalaman dalam hal membaca puisi yaitu; Edi Samudera Kertagama dari
Lembaga Deklamasi Lampung, Iswadi Pratama (Penyair, Penulis Lakon,
Sutradara
Teater Satu Lampung), Ari Pahala Hutabarat (Penyair dan Sutradara
Komunitas
Berkat Yakin-KoBER), Iin Mutmainah (Komunitas Dongeng Dakocan), selain
mahir membaca puisi, beliau juga adalah pendongeng yang handal, sekarang
sedang terlibat berbagai program mendengong diberbagai tempat.
Pada
pelatihan kali ini peserta akan diberi pengalaman membedah dan membaca puisi
dengan tepat. Membaca puisi itu diperlukan pelatihan-pelatihan tertentu,
seperti latihan vokal, mimik (ekspresi wajah), dan pantomimik (ekspresi seluruh
tubuh).  
Tujuan seorang pembaca puisi tidak
berbeda dengan tujuan sastrawan. Keduanya saling membutuhkan dan saling
melengkapi. Seorang penyair menyampaikan buah pikirannya, gejolak perasaannya,
dan luapan emosinya melalui bahasa tulisan. Penyair melukiskan semua yang
dirasakan dan dihayatinya dalam puisi yang ditulisnya. 

Sedangkan seorang
pembaca puisi menyampaikan seluruh buah pikiran, gejolak perasaan, dan luapan
emosi penyair tadi melalui bahasa lisan. Pembaca puisi melukiskan semua yang
dirasakan dan dihayatinya dalam puisi yang dibacakannya. Baik penyair ataupun
pembaca puisi memiliki tujuan yang sama, yakni menyampaikan pikiran, perasaan,
luapan emosi yang terdapat dalam puisi yang ingin disampaikan oleh
pengarangnya.

Seorang
pembaca puisi yang baik, harus bisa menyampaikan isi puisi dengan sejelas-jelasnya
dan seutuh-utuhnya kepada penyimak. Ia harus mampu menciptakan kesan di hati
pendengarnya, seperti kesan yang terdapat dalam puisi. Membaca puisi harus
sepenuh hati, menggunakan teknik yang baik, penuh penjiwaan dan mampu
menggiring pendengarnya ke dalam dunia kata-kata puitis itu sendiri.
Workshop Menulis Kreatif

Selain Workshop Deklamasi Puisi, Komite Sastra DKL juga menggelar
Workshop  Menulis Kreatif, tujuannya
adalah memberikan pengetahuan terkini bagi penulis-penulis muda di Lampung.Kegiatan ini digelar pada Sabtu
– Minggu, 27 – 28 Desember 2014 bertempat di Graha Mahasiswa Lt. 2 Universitas
Lampung.