Meretas Potensi Agroindustri Peternakan di Lampung Tengah

Penggemukan sapi potong PT GGLC, Lampung Tengah. Foto: Teraslampung.com/Oyos Saroso HN
Penggemukan sapi potong PT GGLC, Lampung Tengah. Foto: Teraslampung.com/Oyos Saroso HN
Bagikan/Suka/Tweet:
Peternakan sapi milik PT  GGLC 
GUNUNGSUGIH–Semangat otonomi daerah harus mampu menjadi pemicu
bagi  upaya percepatan kemajuan dan
perkembangan daerah. Dengan keragaman potensi yang dimiliki, setiap daerah di
tuntut  tampil manarik guna mendukung
peningkatan investasi yang diharapkan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi.
Kabupaten Lampung Tengah memiliki potensi yang cukup
besar bagi upaya pengembangan sektor pertanian, termasuk di sub sektor
peternakan. Selama ini Lampung Tengah telah dikenal sebagai lumbung ternak di
Provinsi Lampung, karena sekitar 35 % populasi sapi di Provinsi Lampung di
kembangkan di Lampung Tengah, dan 70% usaha penggemukan sapi ada di daerah
ini,  begitu juga perkembangan ternak kambing
dan ayam terus meningkat. Kondisi ini tentunya memberikan peluang bagi
pengembangan agroindustri di sektor peternakan.
Selama ini, budidaya penggemukan sapi baik secara
pribadi maupun melalui kemitraan dengan salah satu perusahaan pengemukan sapi
di daerah ini sudah berjalan baik.namun demikian, bagi petani yang melakukan
penggemukan tenak sapi secara mandiri masih dihadapkan pada persoalan sulitnya
mendapakan bakalan yang unggul, serta mahalnya biaya pengadaan pakan ternak.
Padahal pasar tenak sapi terus meningkat permintaannya, baik untuk konsumsi
lokal maupun kebutuhan dari daerah lain di luar Provinsi Lampung, seperti
Sumatera Barat, Palembang dan Pekan Baru.  
Secara
umum pencapaian indikator kinerja bidang pertanian (subsektor peternakan) dapat
dilihat dari perkembangan  jumlah populasi
ternak, seperti Sapi, Kerbau, Domba, Kambing, Ayam dan Itik. Populasi ternak
sapi meningkat  dari 199.671 ekor pada tahun 2013
menjadi 205.986 ekor pada tahun 2014 atau
mengalami peningkatan sebesar 3,16 persen, hal ini antara lain karena keberhasilan
pelaksanaan IB.
Pada pengembangan budidaya ternak Kambing, juga terjadi peningkatan dari 148.070 ekor  pada
tahun 2013 menjadi 183.300 ekor  pada
tahun 2014 atau mengalami peningkatan sebesar 23,79  persen, hal ini disebabkan meningkatnya
animo masyarakat untuk budidaya 
peternakan kambing dikarenakan harga jual kambing yang cukup tinggi. Sementara itu produksi ayam bukan ras (Buras) mengalami penurunan
dari  831.860 ekor
pada tahun 2013 menjadi 731.100 ekor 
pada tahun 2014 atau turun sebesar 12,11 persen, hal ini disebabkan banyaknya penyakit
yaitu AI (Afian Influensa), pulorum,
ND (new castle disease) mengakibatkan menurunnya animo masyarakat untuk
memelihara ayam.
Pada kegiatan budidaya ternak ayam ras petelur mengalami peningkatan  dari 393.810 ekor
menjadi 458.600 ekor atau meningkat sebesar 16,45 persen, hal ini antara lain disebabkan banyaknya usaha
peternakan ayam ras petelur. Sedang ternak itik terjadi sedikit
penurunan dari 81.751 ekor pada tahun 2013 menjadi 81.314 ekor di tahun 2014
atau turun sebesar 0,53
persen, hal ini disebabkan banyaknya penyakit AI (Afian Influensa), mareks dan meningkatnya pemotongan bebek
untuk kuliner.
Peternakan sapi milik warga Astolulyo, Punggur, Lampung Tengah
Penurunan juga terjadi pada pengembangan
ternak kerbau yakni
menurun sebesar 3,07 persen dari 6.116 ekor pada tahun 2013
menjadi 5.928 pada tahun
2014, hal ini disebabkan meningkatnya permintaan kerbau yang keluar daerah
sedangkan pengembangbiakannya lambat akibat dari kurangnya pejantan, straw
kerbau dan padang penggembalaan. Budi daya ternak Domba peningkatan dari 6.332 ekor tahun 2013 menjadi 7.667
ekor tahun 2014 atau meningkat 21,08 persen hal ini
disebabkan meningkatnya usaha peternakan domba.
Budidaya ternak babi juga terjadi peneningkatan dari 15.066 ekor tahun
2013  menjadi  17.459 ekor pada tahun 2014 atau meningkat 15,88 persen, hal
ini disebabkan meningkatnya usaha peternakan babi. Ayam Ras Pedaging meningkat dari
1.245.663 ekor  pada tahun 2013 menjadi
1.652.900 ekor pada tahun 2014 atau meningkat  32,69 persen  hal ini disebabkan banyaknya usaha kemitraan
dengan petani dan pengusaha-pengusaha.
Melihat besarnya potensi peternakan dan seiring
pertumbuhan penduduk Lampung Tengah, tentu saja akan berdampak bagi peluang
pengembangan investasi di sektor ini. Berbagai peluang investasi yang diapat
dikembangkan seiring dangan pengembangan budidaya ternak yang terus dilakukan
di daerah ini, diantaranya pengembangan agroindustri berbasis sapi potong
seperti pengolahan dan pengalengan daging, pengolahan kulit, tepung darah dan
tepung tulang, pupuk organisk, bio gas dan bakso daging .
Sedangkan agroindustri
berbasis unggas dapat dikembangkan industri pengolahan daging ayam (chicken nugget), pengolahan telur, pengolahan bulu dan pembuatan pupuk organik. Juga
peluang pengembangan pakan ternak unggas dan ternak besar. Yang sangat menarik
tentunya peluang pengembangan cattle breeding center dalam rangka penyediaan
ternak unggul melalui polakemitraan.   
Daerah yang selama ini menjadi sentra pengembangan
ternak sapi meliputi, Kecamatan Seputih Mataram, Kecamatan Seputih Banyak,
Seputih Raman, Seputih Agung, Terbanggi Besar, Bandar Mataram, dan Kecamatan Bekri.
Sedang pengembangan budi daya kambing tersebar di Kecamatan Terbanggibesar,
Padangratu, Seputih Mataram, Kalirejo, Sendang Agung, Bangunrejo, serta
Kecamatan Bumi Nabung dan Kecamatan seputih Surabaya. Sementara pengembangan ternak ayam bukan ras terdapat di semua kecamatan di Lampung Tengah. Peternakan ayam ras
pedaging tersebar di Kecamatan  Bandar
Mataram, SeputihSurabaya, Seputih Banyak, Trimurjo, Seputih Mataram, Terbanggi
Besar, dan Kecamatan Seputih Agung. ADVETORIAL

Sumber : Bappeda Lampung Tengah