Opini  

Mewaspadai Musim Pancaroba

Awan Cumulunimbus (dok ilmupengetahuan.org)
Awan Cumulunimbus (dok ilmupengetahuan.org)
Bagikan/Suka/Tweet:

Oleh:  Achmad Raflie Pahlevi*

Indonesia sebagai negara tropis hanya memiliki dua musim, yaitu musim kemarau dan musim hujan. Kedua musim itu silih berganti dalam periode satu tahun. Pada antara keduanya, saat musim hujan menuju musim kemarau atau sebaliknya ada suatu masa yang disebut masa peralihtan atau yang lebih sering kita kenal dengan musim pancaroba.

Pada musim pancaroba ditandai dengan hujan yang tidak menentu dan sering terjadi pada sore hari. Selain itu pada musim pancaroba, cuaca lebih dominan dipengaruhi oleh faktor lokal dari suatu wilayah. Terdapat beberapa hal yang harus diwaspadai saat dalam musim pancaroba, salah satunya adalah fenomena cuaca ekstrim. Fenomena cuaca esktrim yang dapat terjadi pada musim pancaroba adalah hujan es yang terjadi di Jakarta (28/3) lalu dan angin puting beliung.

Wilayah Bandar Lampung yang memiliki topografi daerah yang berbukit-bukit menjadikan wilayah Bandar Lampung rawan akan terjangan angin puting beliung. Pada musim pancaroba angin di wilayah Bandar Lampung umumnya bergerak dari selatan atau dari lautan. Angin yang bergerak dari laut membawa massa udara yang lembab. Topografi Bandar Lampung yang berbukit-bukit menyebabkan terjadinya kenaikan udara yang dapat mempercepat terbentuknya awan kumulonimbus.

Awan kumulonimbus adalah awan konvektif yang dapat menyebabkan hujan deras, badai guntur, bahkan hingga hujan es dan puting beliung. Awan kumulonimbus dapat menyebabkan terjadinya angin naik (updraft) dan angin turun (downdraft), angin turun inilah yang terkadang turun hingga mencapai ke permukaan dan berputar yang sering kita sebut angin puting beliung. Oleh Karena itu, kita diharapkan tetap waspada khususnya untuk daerah-daerah yang sering mengalami puting beliung, seperti di Kecamatan Kemiling.

*Pengamat meteorologi di di Stasiun Meteorologi Maritim Lampung