Miris! Balai Benih Ikan dengan Aset Rp 10-an Miliar Ini Terbengkelai dan Mati Suri

Balai Benih Ikan Tanjung Seneng Lampung Utara
Salah satu dinding kolam di BBI Tanjung Seneng yang kini roboh dan dibiarkan saja
Bagikan/Suka/Tweet:

Feaby|Teraslampung.com

KOTABUMI — Jauh panggang daripada api. Inilah yang terjadi di Balai Benih Ikan (BBI) ‎Kelurahan Tanjung Seneng, Kotabumi Selatan, Lampung Utara. Jangankan dapat menyediakan benih ikan unggul di kalangan peternak ikan, infrastruktur dan peralatan lembaga yang nilai aset dan bangunannya mencapai Rp10 Miliar itu kini justru terbengkelai dan tak terurus.

Tidak terlihat ada aktivitas yang mencerminkan di areal BBI itu merupakan tempat pembenihan ikan. Suasananya sepi, layaknya lembaga yang mati suri. Padahal, besaran anggaran yang digelontorkan pemerintah untuk perbaikan maupun prmbangunan sarana dan prasarana penunjang lainnya di BBI Tanjung Seneng ‎mencapai sekitar Rp1,5 miliar‎ pada tahun 2015 silam.

Perbaikan atau pembangunan sarana dan prasarana di BBI Tanjung Seneng itu seperti pembangunan sumur bor, pembangunan rumah jaga, pembuatan akuarium, peningkatan saluran menjadi kolam, pembuatan dan rehabilitasi saluran air, pembuatan/peningkatan ketinggian kolam, pembuatan/peningkatan ketinggian siring.

Kondisi kolam - kolam di BBI Tanjung Seneng, Lampung Utara, yang tak berfungsi akibat tak ada air.
Kondisi kolam – kolam di BBI Tanjung Seneng, Lampung Utara, yang tak berfungsi akibat tak ada air.

Sayangnya, besaran anggaran tersebut berbanding terbalik dengan kondisi yang terjadi saat ini. Jangankan dapat berkembang dan bermanfaat pun tidak bagi para peternak ikan karena tidak berfungsi sebagaimana mestinya.

Pantauan Teraslampung.com di lokasi belum lama ini, dari 17‎ kolam yang ada, hanya sekitar 2 kolam yang digunakan karena tak ada air. Bahkan, salah satu dinding kolam yang baru ditingkatkan ketinggiannya pada tahun lalu, kini telah roboh. Selain itu, akuarium yang dibangun juga kini sama sekali tak digunakan lantaran tak jelas peruntukannya. Ditambahkan lagi, ketidakmampuan sumur bor yang baru dibangun untuk menyediakan air untuk seluruh kolam yang ada.

‎Sumber terpercaya membenarkan jika BBI Tanjung Seneng ini jarang sekali difungsikan. Mengingat, BBI itu merupakan BBI tadah hujan yang hanya akan ada airnya saat musim hujan. Jika musim kemarau, praktis BBI itu sama sekali tak dapat dimanfaatkan jika musim kemarau.

Dengan kondisi seperti ini, menurutnya, BBI ini sama sekali tak bermanfaat bagi para peternak ikan di Lampung Utara. Padahal, sejatinya, BBI ini berfungsi untuk menyediakan benih ikan yang unggul kepada para peternak ikan sepanjang dikelola dengan baik dan benar.

“‎Dari 17 kolam, hanya 2 kolam yang difungsikan. BBI ini sama sekali enggak berfungsi karena terbengkalai seperti ini sejak dulu,” terangnya.

‎Ia juga membenarkan, jika pada tahun lalu, terdapat sejumlah perbaikan atau pembangunan sarana dan prasarana di BBI Tanjung Seneng. Di antaranya pembangunan sumur bor, pembangunan rumah jaga, pembuatan akuarium, peningkatan saluran menjadi kolam, pembuatan dan rehabilitasi saluran air, pembuatan/peningkatan ketinggian kolam, pembuatan/peningkatan ketinggian siring‎.

BBI Tanjung Seneng Lampung Utara
Akuarium yang dibangun tahun 2015 di BBI kini hanya terbengkalai.

Mirisnya, berbagai perbaikan atau pembangunan sarana dan prasarana itu dirasa kurang bermanfaat bagi BBI Tanjung Seneng. Nyatanya, salah satu dinding kolam yang ditinggikan pada tahun lalu, kini telah roboh dihantam banjir. Belum lagi, sumur bor yang dibangun tak mampu mengalirkan air bagi ke-17 kolam yang ada. Alhasil, BBI Tanjung Seneng masih berstatus BBI tadah hujan yang hanya mengandalkan musim hujan agar kolamnya dapat terisi air.

“Dinding kolam yang roboh itu karena dihantam banjir beberapa bulan lalu. Sedangkan, sumur bor yang ada enggak mampu menyediakan air bagi kolam – kolam yang ada,” terusnya lagi.

Ia mengatakan, kondisi yang dialami oleh BBI Tanjung Seneng ini sangat tak sebanding dengan nilai aset yang ada di BBI seperti tanah dan bangunan serta aset lainnya yang mencapai sekitar Rp10 Miliar. Padahal, jika dikelola dengan baik dan benar, BBI ini akan sangat bermanfaat bagi para peternak ikan.

“Kalau dihitung – hitung baik bangunan maupun aset lainnya, nilai BBI ini mencapai sekitar Rp10 miliar lebih. Tapi, ya itu, enggak berfungsi sehingga enggak bermanfaat bagi para peternak ikan,” kata dia.