Mitra Bentala Luncurkan Bank Sampah di Kota Bandarlampung

Walikota Herman HN menyaksikaan pengolaahna sampah dengan mesin.
Bagikan/Suka/Tweet:

TERASLAMPUNG.COM — Mitra Bentala, salah satu NGO lingkungan di Lampung, meluncurkan program Bank Sampah di Kota Bandarlampung di Kelurahan Kota Karang, Sabtu (30/7/2016). Dengan adanya bank sampag diharapkan warga Kota Tapis Berseri ini akan makin sehat dan bisa mengambil maanfaatnya secara ekonomi.

Hadir dalam acara itu antara lain Walikota Herman HN, aktivis NGO, dan masyarakat sekitara Kelurahan Kota Karang. Walaikota  Herman HN terlihat antusias saat menyaksikan proses pengelohan sampah.

“Saya memberi apresiasi kepada LSM yang sudah memberikan manfaat bagi warga dan memberi solusi bagi Pemkot untuk mengatasi masalah sampah. Tadi saya perhatikan beberapa kerajinan yang dibuat dari bahan daur ulang juga sangat bagus. Ini harus dilanjutkan sehingga pengelolaan sampah yang baik memberi manfaat ganda bagi masyarakat,” kata Herman HN.

Direktur Mitra Bentala Mashabi mengatakan pihaknya akan selalu peduli terhadap permasalahan masyarakat pesisir, termasuk dalam mengelola sampah.

“Selama ini sampah di pantai di Bandarlampung sudah jadi ancaman serius. Sebab itu, bank sampah diharapkan bisa jadi jawabannya,” kata Mashabi.

“Ini adalah upaya kami yang didukung oleh Pemkot Bandarlampung. Harapannya, ke depannya program ini terus bergulir dan melibtkan lebih banyak warga kota,” kata Direktur Walhi Lampung, Hendrawan, yang dalam program ini dipercaya sebagai Koordinator Bank Sampah.

Menurutnya Hendrawan, bank sampah akan membuat warga lebih peduli terhadap kesehatan. Dengan begitu, masyarakat akan sehat.

Ada tiga titik di Kota Bandarlampung yang jadi  bank sampah. Yaitu Kelurahan Panjang Selatan, Kota Karang, dan Pulau Pasaran. Alasannya, sampah di tempat tersebut sudah banyak.

“Dengan keberadaan bank sampah, masyarakat diharapkan lebih sadar untuk membuang sampah pada tempatnya. Masyarakat juga terlatih memilah sampah organik dan anorganik,” katanya.

Hendrawan menuturkan, sejauh ini, dari total jutaan orang di Bandar Lampung, baru 200 orang saja yang peduli dengan lingkungan.

“Produksi sampah di Bandarlampung mencapai 600 ton sampai 800 ton per hari. Itu harus dikelola dengan baik,” kata dia.