Modus Mengaku Polisi dan Minta Dibelikan Pulsa, Warga Bandarlampung Jadi Korban Penipuan

Bagikan/Suka/Tweet:

TERASLAMPUNG.COM, BANDARLAMPUNG.COM — Bermodal tampang keren di media sosial Tiktok, seorang pria muda yang mengaku polisi dan berdinas di Lampung diduga menipu perempuan muda  warga Kemiling, Bandarlampung.

RD (28), korban, mengaku kejadian bermula pada 29 September 2023, saat itu akun TikTok @koko_bocay.57  mengikuti akun TikTok miliknya,

“Lalu ia mengajak berkenalan. Kami kemudian  bertukaran nomor telepon dan nomor WhatsApp, akun tersebut mengaku bernama Pahlevi. Lalu pada 7 Oktober 2023, akun itu  Tiktok tersebut kirim pesan lewat WhatsApp saya dan meminta tolong untuk dibelikan  pulsa. Alasannya, ia  sedang ada tugas di Kalimantan,” kata RD, Selasa (10/10/2023).

RD  mengatakan, pemilik akun Tiktok yang mengaku bernama Pahlevi itu  mengku sudah mentransfer uang Rp350 ribu ke rekeningnya.

“Dia lalu mengirimkan bukti transfer,” katanya.

Yakin sudah ada uang transferan, RD pun membelikan pulsa untuk pria yang mengaku sebagai polisi itu.

“Saya kemudian membelikan pulsa ke nomornya, sesuai permintaan. Setelah dibelikan pulsanya, namun saat dicek beberapa hari kemudian, ternyata uang yang ditransfer pelaku tidak masuk ke rekening saya,” katanya.

RD pun kemudian menanyakan hal itu kepada pemilik akun Tiktok @koko_bocay.57  alias ‘Pahlevi’ atau terduga penipu itu.

Saat ditanya alasan belum masuk ke rekening bank RD, pelaku berdalih ada gangguan pihak bank di daerah pengirimannya.

“Lalu saya dikirim lagi bukti transferan dari pelaku dengan jumlah Rp600 ribu, lalu dia minta lagi untuk membelikan pulsa ke nomor seniornya di kepolisian,” katanya.

RD mengaku, saat itu ia  tidak punya saldo yang cukup untuk membelikan pulsa Rp600 ribu, sehingga RD hanya membelikannya pulsa ke nomor pelaku Rp300 ribu.

“Setelah dicek lagi,saya kembali mengecek ke rekeningnya, didapati uang Rp600 ribu tidak masuk lagi. Karena menyadari ditipu dan merugi Rp600 ribu, saya lapor ke Polda Lampung,” katanya.

Menurutnya, laporan itu bukan soal besar-kecilnya kerugian yang dia alami, tetapi untuk memberikan efek jera bagi pelaku.

“Agar tidak ada korban lain,” katanya.