Mudik Idul Fitri: Atasi Penumpukan Penumpang di Pelabuhan, PT ASDP Berlakukan Tarif Malam Lebih Mahal

Bagikan/Suka/Tweet:
Pemudik asal Pulau Sumatera di Pelabuhn Bakaheni menjelang Idul Fitri 2014 lalu (dok teraslampung.com)
DENPASAR, Teraslampung.com – PT. ASDP
Indonesia Ferry (Persero) sebagai BUMN penyedia jasa pelabuhan dan kapal
penyeberangan menyiapkan beberapa strategi agar pelayanan  pengguna jasa  penyeberangan pada saat ‘musim mudik’ Hari Raya Idul Fitri 1436 H berjalan lancar. 
“Berbagai infrastruktur,
fasilitas dan sistem telah siap dioperasikan agar bisa memberikan keamanan dan
kenyamanan yang lebih untuk para pemudik,” kata Direktur Utama ASDP Indonesia
Ferry Danang Baskoro, di Denpasar, Jumat (26/6/2015).
Untuk meminimalkan  terjadinya kepadatan dan antrian yang menimbulkan ketidaknyamanan, selain perbaikan dan penambahan infrastruktur , ASDP Indonesia Ferry juga melakukan strategi dan kebijakan. Pertama, larangan truk kecuali pengangkut komoditi pangan, ternak dan BBM pada H-4. Kedua, pemberlakuan dual tarif antara siang dan malam, dimana besaran tarif malam 100-200% tarif siang. Ketiga, penyiapan kapasitas angkut kapal di atas prediksi demand pada peak season angkutan lebaran.
Keempat, penyiapan penambahan 2 (dua) unit armada di dermaga LCM lintas Ketapang – Gilimanuk untuk mengantisipasi pemberlakuan stop operasi kapal LCT. Kelima, penyiapan kantong kantong parkir di titik rawan terjadi penumpukan antara lain : di pelabuhan Gilimanuk, Ketapang, Bakauheni, dan Merak.
Keenam, kerjasama dan koordinasi intensif dengan TNI dan Polri serta lembaga terkait lainnya. Ketujuh, pelarangan cuti bagi seluruh petugas operasional perusahaan. Kedelapan, melakukan negosiasi kepada para operator kapal agar dalam kondisi tertentu kapal dapat hanya diisi oleh sepeda motor.

Baskoro mengatakan PT
ASDP Indonesia Ferry sudah siap mengoperasikan kapal-kapal yang berkapasitas
besar untuk mengangkut para pemudik khususnya di lintasan-lintasan ramai
pemudik, pola operasi juga kita modifikasi agar memberi layanan lebih cepat.
“Fasilitas pelabuhan kita
perbaiki agar lebih lancar dan berkoordinasi lebih intensif dengan berbagai
pihak terkait untuk meningkatkan keamanan dan kemudahan baik didalam dan luar
pelabuhan,” kata dia.
Meskipun sudah melakukan
banyak perbaikan dan penambahan, menurut Baskoro risiko terjadinya kepadatan
masih mungkin terjadi di pelabuhan penyeberangan, mengingat saat musim mudik Lebaran
terjadi lonjakan penumpang dan kendaraan yang sangat luar biasa dibandingkan
pada hari normal.
Sebagai ilustrasi,
penyeberangan di lintasan Gilimanuk – Ketapang yang pada hari normal rata-rata
hanya menyeberangkan 1200 motor dan 400 mobil pribadi per hari, namun pada masa
puncak arus lebaran jumlahnya melonjak sangat tajam menjadi rata-rata 19.000
motor dan 6000 mobil pribadi, atau melonjak hingga 15 kali lipat baik untuk
motor dan mobil pribadi.
Menurut Baskoro, akibat
lonjakan luar biasa penumpang dan kendaraan saat lebaran, ada beberapa
permasalahan yang sering terjadi, Antara lain di loket penjualan tiket terjadi
antrean yang panjang, meskipun sudah dilakukan penambahan loket penjualan.
Kedua, lahan parkir dan ruang tunggu pelabuhan pada malam hari puncak mudik
Lebaran penuh sesak dengan kendaraan dan penumpang. Tiga, kemacetan terjadi
hingga di luar areal pelabuhan.
“Selain itu, proses
penguraian dan penertiban karena kemacetan atau antrian memakan waktu yang
cukup lama, menimbulkan kesemrawutan luar biasa yang terjadi di luar areal
pelabuhan sehingga mengganggu ketertiban, keamanan dan kenyamanan lingkungan,
dan akan terjadi kondisi kemacetan dan kekacauan yang lebih parah pada puncak
angkutan mudik Lebaran apabila terjadi cuaca buruk,” katanya.