Pilpres 2014: Orang Dekat Prabowo Malah Mau Pilih Jokowi

Bagikan/Suka/Tweet:

R. Usman/Teraslampung.com

Jakarta—Muhammad Harris Indra mengatakan dirinya akan memilih kandidat presiden Joko Widodo atau Jokowi ketimbang Prabowo Subianto dalam Pemilu Presiden 2014. Salah satu pendiri Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) itu menjelaskan, Jokowi adalah kandidat presiden terbaik yang dibutuhkan rakyat Indonesia.

“Saya pilih presiden yang terbaik, bukan yang dekat secara personal. Kalau memilih faktor dekat secara personal, maka saya akan memilih Prabowo. Indonesian Idol saja kita memilih penyanyi yang terbaik, tapi mengapa presiden bukan mencari yang terbaik,” kata Harris, Rabu (4/6).

Dia memberi alasan mengapa dirinya lebih memilih Jokowi ketimbang Prabowo, karena  Jokowi telah berbuat banyak bagi masyarakat Indonesia. “Dia sudah berbuat kecil ketika orang masih bermimpi besar,” ujarnya.

Selain itu, tambah Harris, dia berupaya mencari pemimpin yang memiliki persoalan yang minim. Artinya, dirinya tidak mencari presiden yang sempurna karena tidak ada yang sempurna. Tetapi, mencari presiden yang lebih baik daripada calon lainnya.

“Karena hanya ada dua calon, Jokowi dan Prabowo, menurut saya, Jokowi lebih baik daripada Prabowo,” ujar Harris yang saat ini menjabat sebagai ketua bidang pertahanan Partai Gerindra.

Menurut Harris, suaranya mungkin akan diberikan kepada Prabowo seandainya kandidat presiden yang lainnya bukanlah Jokowi. Seandainya Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri atau Ketua Umum Partai Golkar yang maju sebagai kandidat, dia akan tetap memberikan suaranya kepada Prabowo.

“Namun, pertarungan kali ini Prabowo dengan Jokowi. Kali ini dia (Prabowo) akan bertanding dengan Jokowi yang menurut saya sudah berbuat sesuatu untuk rakyat Indonesia,” kata dia.

Karena itu, untuk memutuskan pilihan kepada Jokowi, dirinya tidak perlu berpikir tiga hari tiga malam. “Ini sudah keputusan masuk akal, keputusan yang rasional.”
Harris membantah jika keputusannya mendukung Jokowi karena dijanjikan jabatan di pemerintahan mendatang. Hingga kini, dirinya belum pernah bertemu dan tidak pernah dijanjikan apa pun oleh Jokowi maupun tim suksesnya.

Mengenai pilihannya tersebut, diakuinya sudah memberitahukan kepada seluruh pengurus inti Partai Gerindra termasuk Prabowo dan Hashim Djojohadikusumo.

“Saya ikut Partai Gerindra dari tahun 2008. Saya salah satu pendiri Partai Gerindra. Saya ikut mendirikan Partai Gerindra. Semua sudah saya SMS ke semuanya tapi tidak dijawab. Saya bilang terbuka secara terbuka ke mereka mendukung Jokowi,” ujar Harris.

Tentang pilihannya, Harris siap menerima sanksi apa pun. “Politik itu pilihan. Pilihan itu pasti ada konsekuensinya. Saya siap terima konsekuensinya. Hidup itu pasti ada konsekuensinya. Sosok Jokowi lebih memikat saya,” ujarnya.