MUI Sinyalir Sejumlah Desa di Lampung Utara Jadi Pusat Penyebaran Gafatar

Dokter asal Kota Metro, Lampung, dr. Rico Tri Handayani bersama anak dan suaminya. Dokter muda itu dilaporkan suaminya ke Polda Yogya hilang, pada 31 Desember 2015. Rica ditemukan polisi di Bandara Iskandar, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, saat hendak naik pesawat menuju Semarang pada Senin pagi (11/1/2016). Polisi meyakini dr. Rica menjadi korban Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar).
Bagikan/Suka/Tweet:

‎Feaby Handana/Teraslampung.com

KOTABUMI–Majelis Ulama Indonesia (MUI) Lampung Utara mensinyalir sejumlah Desa di wilayahnya sempat menjadi pusat penyebaran Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar). Gafatar ini sendiri sempat menjadi perbincangan hangat baru – baru ini pasca raibnya dr. Rica, asal kota Metro.

“Daerah sebaran aliran Gafatar yakni Desa Suka Maju, dan Desa Sidomukti Kecamatan Abung Semuli. Lalu, Desa Bumi Restu, Kecamatan Abung Timur dan Desa Candimas, Kecamatan Abung Selatan,” kata Majelis Ulama Indonesia (MUI) Lampung Utara, H. Mughofir, di kantornya, Selasa (12/1).

Kendati demikian, menurut Mughofir, jumlah anggota gerakan ini berikut kegiatannya telah berkurang. Bahkan, ketua Gafatar, Wadiman berikut keluarganya dikabarkan telah pindah ke Kalimantan. Informasi ini didapatnya dari Kepala Desa Suka Maju, Sumiar. Desa ini sendiri dikenal sebagai tempat tinggal Wadiman.

“Hasil koordinasi kami Kades Suka Maju, Sumiar, jumlah anggota Gafatar berikut kegiatannya sudah berkurang. Mereka banyak yang pindah ke Kalimantan,” tuturnya.

Mughofir menguraikan, sejatinya, Gafatar ini merupakan metamorfosa dari aliran Komar (komunitas milah Abraham) yang sebelumnya merupakan aliran Al-Qiyadah Al-Aslamiyah dengan nabi bernama Ahmad Musadeq. Aliran ini telah dinyatakan sebagai aliran sesat.


SIMAK: Dokter Muda dari Metro Ini Direkrut Kelompok Islam Garis Keras?

Ia menceritakan, pihaknya sempat menggelar pertemuan dengan Gafatar pada bulan Agustus 2015 di Desa Semuli Raya. Pertemuan itu dihadiri oleh Sekretaris Gafatar Provinsi Lampung yakni Sumianta, warga Pringsewu dan Ketua Gafatar Lampung Utara. Pertemuan ini untuk menindaklanjuti permohonan izin keberadaan yang diajukan oleh Gafatar.

“Karena tidak terdaftar secara nasional terpaksa harus dilakukan pertimbangan-pertimbangan,” kata dia.

Di lain sisi, mantan Kepala Kesatuan Bangsa dan Politik, Murni Rizal menyatakan pihaknya telah mencabut izin Gafatar dikarenakan organisasi tersebut tak terdaftar secara nasional meski sebelumnya sempat diberi izin.

“Sudah kita cabut itu (kepengurusannya). Karena dari tingkat nasionalnya tidak terdaftar,” tegas dia.

Berita Terkait: Beberapa Hari Menghilang,dr. Rica Ditemukan di Pangkalan Bun

Baca Juga: Ketua Gafatar Lampung Utara Pergi dari Kampungnya Sejak November 2015