Gerbang Museum Rady a Pustaka di Surakarta (Foto: timlo.net) |
SOLO, Teraslampung.com – Informasi penutupan Museum Radya Pustaka di Surakarta ternyata belum tersosialisasi kepada mayarakat luas. Meskipun sudah resmi ditutup, museum bersejarah itu masih ramai pengunjung. Para pengunjung pun kecewa karena baru tahu bahwa museum itu ditutup sudah tib di lokasi dan membaca pengumumn.
Gerbang besar yang di Timur teras museum yang biasanya terbuka untuk pengunujung tertutup rapat sejak Minggu kemarin. Untuk mengurangi kekecewaan, sejumlah wisatawan ber-selfi di depan museum yang berada di kawasan Sriwedari itu.
“Ya kecewa sekali. Sudah jauh-jauh dari Yogyakarta ternyata tutup,” kata salah satu pengunjung, Ita (22), Kamis (14/4), seperti ditulis timlo.net,
Mahasiswa yang menaruh minat besar di bidang kesenian dan budaya itu mendapatkan informasi tentang Museum Radya Pustaka dari interntet. Di situ disebutkan museum tertua di Indonesia itu buka setiap hari Selasa sampai Minggu pukul 08.00 – 14.00 WIB. Bersama temannya, Sinta, ia pun mengunjungi Radya Pustaka pukul 12.30 WIB.
“Saya tahunya museum ini dari internet kok sepertinya menarik. Apalagi katanya juga punya sejarah panjang. Ini sekarang saya bingung mau ke mana,” kata dia.
Bukan cuma Ita dan Sinta yang kecele mendapati museum yang didirikan KRA Sosrodiningrat IV itu. Pantauan TimloNet di lapangan selama satu jam, ada setidaknya 9 remaja dengan kendaraan bermotor yang memutar balik setelah melihat gerbang museum dalam keadaan tergembok. Tak hanya itu, satu mobil berplat nomor Surabaya juga batal mampir.
Ketua Mitra Museum Community, Teguh Prihadi mengaku prihatin dengan keadaan tersebut. Museum yang seharusnya menjadi sarana pendidikan dan kegiatan masyarakat justru banyak mengecewakan pengunjung yang ingin menimba ilmu darinya.
“Seharusnya tidak begini. Kalau memang mau tutup, informasinya harus sampai ke masyarakat. Jangan sampai sudah promosi kesana-kemari, banyak yang tertarik, ternyata sampai sini tutup,” kata dia.
Ia menambahkan, selama beberapa hari menunggui museum, setidaknya sudah hampir 100 orang pengunjung yang pulang membawa kecewa. Kebanyakan datang pada hari Minggu lalu yang saat itu, museum juga tutup karena tidak ada pegawai yang datang.
“Kemarin Minggu itu ada satu bus rombongan yang datang. Ternyata tutup. Kan kasihan, sudah jauh-jauh, sampai sini nggak buka,” kata dia.