Zainal Asikin | Teraslampung.com
LAMPUNG SELATAN — Nasi bakar merupakan makanan cukup sederhana, meski terbilang sederhana tapi selalu menarik untuk dicicipi. Tidak hanya kuat dengan kesan alaminya, menggunakan daun pisang sebagai pembungkus nasi tapi aroma bau hangus daun pisang yang terbakar dengan bara arang juga menebarkan aroma kenikmatan yang sangat menggunggah selera makan.
Tidak ada yang tahu secara pasti dari mana asal makanan nasi bakar yang mulai kian populer sekitar tahun 2008 itu. Namun tiap kali mendengar namanya, pikirannya langsung melayang ke sekepal nasi gurih yang dibungkus daun pisang menyerupai lontong. Sekepal nasi (2,5 centong nasi) itu, biasanya diisi dengan suwiran daging ayam, ikan dan juga teri.
Salah satu keistimewaan dari nasi bakar ini, adalah aroma dan rasanya yang unik. Umumnya, nasi bakar berasa gurih karena bumbu. Bentuknya juga beragam, begitu juga dengan bungkusnya ada yang bentuknya slinder atau agak bulat.
Cukup bervariasi macam nasi bakar, hal itu tergantung dari kreativitas pembuatnya. Seperti halnya “Nasi Bakar LS”, usaha kuliner milik Aris Setiawan (36) yang berada di wisata kuliner malam Deswita Linerrejo di Jalan Raya Sidomulyo, Desa Sidorejo, Kecamatan Sidomulyo Lampung Selatan dengan menyajikan santapan nasi bakar beraneka varian rasa.
Pengunjung kuliner, bisa menikmati nasi bakar racikan Aris yakni isi daging ayam, nasi bakar daging kambing, nasi bakar cumi, nasi bakar udang dan nasi bakar ati ampela dengan ditambah telur puyuh. Nasi tersebut, dibungkus dengan daun pisang beserta lauk yang dipilih oleh pencinta kuliner.
Setelah itu, bungkusan nasi itu dibakar diatas panggangan bara arang selama lebih kurang 10 menit. Saat daun pisang mulai layu, beberapa bagian menjadi kering kecoklatan nasi itu diangkat. Dengan asap yang masih mengepul dan menebarkan bau harum, nasi bakar ditaruh diatas piring dan siap dihidangkan. Begitu bungkus daun pisang dibuka, serasa tak sabar untuk segera menyantapnya.
Akan lebih nikmat langsung menikmati nasi bakar dari daun pisang yang membungkusnya, sehingga tak perlu menuangkan nasi bakar itu ke atas piring. Cara makan seperti ini, akan memberikan sensasi saat mengorek nasi dari dalam selongsong daun pisang dan juga mendapatkan aroma bakaran daun pisang yang wangi.
“Nasi bakar ini dibuat dengan racikan resep bumbu hasil inovasi saya sendiri, tidak lain hanya ingin menciptakan makanan asli budaya indonesia biar semakin dikenal banyak orang,”kata Aris kepada teraslampung.com di gerai kuliner kaki limanya di Deswita Linerrejo, Rabu 13 Februari 2019 malam.
Dikatakannya, usaha kuliner nasi bakar aneka varian rasa tersebut, buka setiap hari di gerai kaki lima tempat wisata kuliner malam Deswita Linerrejo mulai sekitar pukul 17.00 WIB hingga 22.00 WIB.
“Kalau malam-malam biasa, tutup sampai jam 22.00 WIB. Tapi kalau malam minggu, hanya sampai pukul 20.30 WIB saja nasi bakar sudah habis dibeli para pecinta kuliner dan mampu mengantongi omset sebesar Rp 1,5 juta,”ungkapnya.
Sementara salah seorang seorang penggemar nasi bakar, Intan (28) menuturkan, yang paling ia sukai dari nasi bakar ini adalah aroma khas daun pisang dan daun kemangi dengan dibalut aroma daging yang dibakar meresap sampai ke dalam makanan.
“Rasanya benar-benar unik dan enak, begitu juga aroma masakannya sangat kental tradisionalnya. Belum lagi harumnya ini, pokoknya mengundang selera makan lah mas,”ujarnya.
Hal senada juga dikatakan Novita (26), salah seorang pengunjung Deswita Linerrejo. Menurutnya, selain menikmati nasi bakar di tempat wisata kuliner malam di Desa Sidorejo ini, sebelumnya ia juga sering membeli nasi bakar di Bandarlampung saat ia masih menjadi mahasiswa kebidanan.
“Kalau di Bandarlampung harga satu porsi nasi bakar itu, Rp 15 ribu hingga Rp 20 ribu. Karena di tempat tinggal saya sudah ada yang jual, apalagi harganya cukup murah Rp 10 ribu/porsinya saya dan keluarga tidak harus jauh-jauh lagi menikmati nasi bakar ke Bandarlampung,”ucapnya.
Dikatakannya, mengenai rasanya tidak kalah enaknya dengan yang di Bandarlampung. Justru nasi bakar buatan pak Aris ini, banyak aneka varian rasa dagingnya dan rasanya juga sangat khas sekali. Tidak salah kalau akhir-akhir ini, di wilayah Kecamatan Sidomulyo Lampung Selatan dan sekitarnya, menu “Nasi Bakar LS” aneka varian rasa mulai begitu populer dan banyak diburu pencinta kuliner.
Wangi daun pisang itu, tercium ketika mulai membakar bungkusan nasi itu diatas bara arang. Harum daun pisang, membuat selera makan semakin meningkat ketika membuka balutan daun pisang yang membungkus nasi berisi tersebut.
“Melengkapi eksotisnya nasi bakar, adalah sensasi dari racikan bumbu dan rasa pedasnya “nendang” ditambah dengan aroma daun kemangi. Nasi bakar semakin lengkap, diberi isi lauk pilihan seperti daging ayam, kambing, cumi, udang, ati ampela dan lauk tambahan lain seperti telur puyuh dan juga sosis,”ungkapnya.
Bagi para pencinta kuliner, hanya cukup merogoh kocek Rp 10 ribu sudah bisa menikmati kelezatan seporsi “Nasi Bakar LS” buatan Aris, warga Dusun Krajan Desa Sidomulyo, Kecamatan Sidomulyo Lampung Selatan ini. Menikmati nasi bakar, semakin lengkap jika ditemani dengan segelas jus buah segar atapun segelas teh manis hangat yang siap disajikan.
Nasi bakar Aris ini, dapat ditemui di tempat wisata kuliner malam Deswita Linerrejo di area lapangan bola Desa Sidorejo, Kecamatan Sidomulyo, Lampung Selatan. Meski hanya di kaki lima, anda sudah dapat menikmati nasi bakar yang rasanya lezat dan harganya pas dikantong (murah).
Untuk menikmati “Nasi Bakar LS” ini, anda bisa datang sekitar pukul 17.00 WIB hingga 22.00 WIB. Jadi jangan lewatkan akhir pekan anda, tanpa menyantap nasi bakar aneka varian rasa itu bersama teman ataupun keluarga.