Bambang Satriaji/Teraslampung.com
JAKARTA — Ketua Fraksi Partai Demokrat Nurhayati Assegaf menyatakan, walk out yang dilakukan para anggota Fraksi Partai Demokrat (FPD) saat pengesahan Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), Kamis malam lalu (25/9) adalah keputusan dirinya. Ia mengaku siap menanggung risiko apa pun terkait keputusan yang kemudian diikuti oleh sebagian besar anggota Fraksi Partai Demokrat.
“Keputusan walk out adalah keputusan saya. Saya bertanggung jawab untuk itu,” kata Nurhayati, dalam jumpa pers di Kantor Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat (PD), Jakarta, Senin (29/9).
Nurhayati mengaku Ketua Umum DPP PD Susilo Bambang Yudhoyono yang saat itu tengah berada di Washington DC tidak pernah mengirimkan pesan singkat kepadanya agar FPD melakukan walk out.
“Tidak ada (pesan singkat). Saya sama sekali tidak menerima, bahkan tidak berkomunikasi dengan Pak SBY ketika saya mengambil keputusan itu (walk out),” kata Nurhayati, Senin siang (29/9).
Nurhayati mengatakan, sebagai seorang pemimpin dirinya siap mengambil resiko apa pun terkait dengan keputusan yang akhirnya membuka peluang kelompok pro pilkada melalui DPRD menang dalam voting pada rapat paripuna hingga Jumat dini hari itu.
Keputusan Fraksi Partai Demokrat untuk meninggalkan ruang rapat paripurna DPR dalam agenda sangat penting itu belakangan menuai kritik. Hal itu disebabkan beberapa hari sebelumnya Ketua Umum DPP Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono berkali-kali menegaskan partainya akan mendukung pilkada langsung dengan 10 poin perbaikan.
Dari Washington DC, SBY pun mengungkapkan kekecewaannya atas lolosnya UU Pilkada yang memberikan kewewenangan sangat besar kepada DPRD itu.
Tak lama kemudian, Ketua Dewan Kehormatan PD Amir Syamsuddin mengatakan pihaknya akan menelusuri orang yang memerintahkan walk out.
Sebelum ada pernyataan Nurhayati, informasi tentang orang yang memerintahkan anggota Fraksi Demokrat untuk walk out masih simpang siur. Banyak pihak yang menduga perintah itu datang dari SBY. Sementara informasi lain menyebutkan telah terjadi miskomunikasi antara SBY dengan Fraksi Partai Demokrat. Kabarnya, SBY memerintahkan agar anggota Fraksi Demokrat bekerja ‘all out’, sedangkan anggota fraksi mengira mereka disuruh walk out.