Zainal Asikin | Teraslampung.com
LAMPUNG SELATAN-Baharudinsyah (10), seorang bocah kelas 5 Sekolah Dasar (SD) warga Desa Pulau Sebesi, Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan membuat para pengungsi dan relawan menitikkan air mata saat ia menyanyikan lagu “Ayah Kukirimkan Doa” dengan iringan musik angklung yang disuguhkan Direktorat Binmas Polda Lampung, di Lapangan Tenis Indoor Kalianda menangis, Jumat 28 Desember 2018.
Ayah Baharudin yang berprotesi sebagai nelayan selamat dari amukan gelombang tsunami pada 22 Desember 2018 lalu. Meskipun rumahnya hancur diterjang gelombang tsunami, Baharudin dan kedua orang tuanya selamat dari peristiwa itu. Saat ini ia bersama orangtuanya, berada di pengungsian lapangan tenis indoor Kalianda.
Hiburan musik yang disajikan Direktorat Binmas Polda Lampung menyuguhkan hiburan musik tradisional angklung itu dimaksudkan untuk mengurasi stres para pengungsi yang rumahnya diterjang tsunami.
Ketika salah seorang petugas Polda Lampung memberikan kesempatan kepada warga jika ingin menyumbangkan lagu, Baharudin pun memberanikan diri untuk naik ke panggung.
Bocah yang diketahui masih duduk di bangku kelas 5 SD tersebut menyanyikan lagu berjudul “Ayah Kukirimkan Doa” milik dari Laoneis Band, grup band asal Lampung. Saat menyanyikan lagu tersebut, Baharudin erusaha untuk tetap tegar menghadapi cobaan yang tengah dialaminya.
Namun, beberapa menit kemudian, Bahrudin pun tak kuasa menahan kesedihan. Sembari bernyanyi, air matanya pun menetes dan saat itu juga Bahrudin langsung menangis sesenggukan.
Mendengarkan syair lagu yang dinyanyikan Bahrudin begitu menyentuh, para orang tua warga Pulau Sebesi dan Sebuku yang berada di posko pengungsian tak kuasa menahan kesedihan. Saat itu juga air mata mereka pun langsung tumpah membasahi pipi, bahkan anak-anak sebaya Baharudin juga ikut menangis. Beberapa relawan pun ada yang menitikkan air mata.
Beberapa relawan yang berada di posko pengungsian langsung menghampiri Baharudin saat tengah bernyanyi memberikan semangat atas ketegarannya menghadapi cobaan yang tengah dialaminya. Bahkan Kabid Humas Polda Lampung, Kombes Pol Sulistyaningsih juga ikut mendatangi Bahrudin dengan membawa bunga dan memeluk Baharudin sembari menitikkan air mata.
Usai bernyanyi, Bahrudin yang bersama ayahnya, Ismail saat ditemui menceritakan, dirinya merasa sedih jika mengingat peristiwa gelombang tsunami yang menhantam rumahnya hingga porak-poranda dan saat ia bersama kedua orangtuanya dan warga lainnya berlari menyelematkan diri menuju ke daratan yang lebih tinggi.
“Malam kejadian gelombang tsunami itu, posisi saya sedang tertidur dalam kamar. Beruntungnya, bapak dan ibu saya berhasil menyelamatkan saya. Lalu kami semua berlari mengungsi di atas bukit,”ucapnya kepada teraslampung.com dengan mata yang masih berkaca-kaca.
Menurutnya, selama dua malam mengungsi di perbukitan bersama bapak dan ibu, setelah itu keesokan harinya kita semua dievakuasi ke tempat ini (lapangan tenis indoor).
Selain rumah hancur, kata Bahrudin, semua perlengkapan sekolah miliknya juga habis dibawa ombak setelah dihantam gelombang tsunami. Namun Bahrudin memiliki harapan dan cita-cita yang begitu mulia, meski dirinya tinggal di sebuah pulau.
“Saya nggak tau kalau sudah masuk sekolah nanti, semua peralatan sekolah habis. Meski tinggal di pulau, saya mau sekolah terus dan cita-cita saya pengen jadi polisi yang baik dan juga bermanfaat buat orang banyak,” tuturnya.
Lagu “Ayah Kukirimkan Doa” judul aslinya sebenarnya adalah “Ayah”. Lagu tersebut dipublikasikan pada tanggal 13 Maret 2017 (2 tahun yang lalu) dan diciptakan oleh Angger. Lagu ini masih berupa single yang didistribusikan oleh label TA Pro.
Lirik Lagu “Ayah”
ayah ku kirimkan doa
semoga engkau tenang di alam syurga
ayah kan ku ingat selalu
pengorbanan yang telah engkau berikan
ayah terlalu cepat kau pergi
meninggalkan aku sendiri
ayah tak bisa aku ingkari
tanpa engkau hidupku terasa sunyi
ayah dengarkanlah
dan teringat saat kepergianmu
ku taburi bunga mawar untukmu
dan berdoa untuk melepaskanmu
ayah berlinang air mataku
ayah terlalu cepat kau pergi
meninggalkan aku sendiri
ayah tak bisa aku ingkari
tanpa engkau hidupku terasa sunyi
ayah dengarkanlah
dan teringat saat kepergianmu
ku taburi bunga mawar untukmu
dan berdoa untuk melepaskanmu
ayah berlinang air mataku, berlinang air mataku
ayah tak bisa aku ingkari
tanpa engkau hidupku terasa sunyi