Obituari: Mas Ismail Komar Itu Waw

Ismail Komar (kaus merah) bersama penulis. Foto: Istimewa/Adolf Indrajaya
Bagikan/Suka/Tweet:

Adolf Ayatullah Indrajaya

Innalillahi wa innailaihi rojiun. Seniorku, mentorku, sahabatku, Hi Ismail Komar (Iskom) pagi ini meninggal di RS Urip Sumohardjo Bandarlampung, bakda subuh.

Bos merek kopi kesohor, Warkop WAW, adalah salah satu tokoh eksentrik yang selalu tampil WAW di setiap acara. Kerap, kalau diwajib buat berpakaian formal, Mas Iskom cuman nongol pakai batik gombrang. Mungkin itu batiknya sebelum dia mendadak langsing pasca terapi dengan kopi kesehatan racikannya sendiri.

Iskom seniorku di FH UGM, tiga tahun di atasku lebih tua belio. Kuliah di Jogja tembak langsung dari kebun tebu. Keluarga besarnya banyak yang di Gunung Madu. Rumahnya di Tanjungseneng pun di perumahan perusahaan gula itu. Pun gerai warkopnya ada di Jl Turi Raya, kompleks GMP.

Bodinya kecil, karena terakhir belio sangat menjaga pola makan dan pola hidup. Komplikasi gula darahnya itu yang memantik ide jenial bikin racikan kopi yang bisa bikin mukjizat. Iskom yang sempat kurus kerontang dengan asupan selang menusuk tiap organ-organ utama tubuhnya, kembali bugar sediakala. Kopi merek Warkop WAW itu memang WAW betulan.

Selain senior kuliah, Iskom juga wartawan mumpuni. Dari Radar Lampung hingga terakhir dia mengelola media miliknya sendiri, Trans Lampung Online.

Itulah kenapa aku sangat dekat dengan belio. Sama-sama anak daerah yang kuliah di Hukum UGM, sama-sama jadi wartawan. Tapi kalau soal kopi, Iskom jawara betul, merek kopinya sudah beredar hingga ke USA sampai Russia. WAW!

Terakhir, saat Mas Ganjar Pranowo datang ke Lampung, tentu saja Ismail Komar yang jadi komandannya. Aktivis Kagama tulen yang hiperaktif. Bahkan subuh tadi masih berbincang di WA grup, bisa kubayangkan saat-saat terakhirnya, masih hepi-hepi dengan kanca gayeng alumni Gadjah Mada kami.

Dengan bodi dan potongan yang cenderung slordig, tentu saja Iskom klop dengan aku. Tapi jangan tanya jaringan dan kawan-kawannya berinteraksi. Sudah tak heran kalau ada giat, tetiba Iskom tak dinyana langsung komunikasi kasual dengan tokoh-tokoh gerot. Menteri, konglomerat, jenderal bahwa capres. Kombinasi wartawan anak UGM yang juga bos kopi kesohor bikin belio masuk intim dengan banyak kantong komunitas.

Kemarin ayahnya seda di Metro. Mas Iskom sempat mengabari kami saling bertukar empati.

Mas Iskom pagi ini pulang duluan. Bukunya yang berjudul “Kenapa Kopi?” sebetulnya beberapa hari lalu dia publish sudah mau dirilis. Ternyata Mas Iskom punya agenda lain yang lebih duluan.

Ismail Komar, tokoh hebat yang jadi inspirasi banyak orang, bangga nian aku jadi sohibnya. Orang baik memang begitu, suka drastis bikin kita bergetar. Iskom itu WAW banget. Aku bersaksi Hi Ismail Komar orang baik. Innalillahi wa inna ilaihi rojiun.