TERASLAMPUNG.COM, CANDIPURO — Deputi Direktur Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Lampung, Aprianus Jhon Risnad, mengatakan dengan adanya inklusi dan literasi harapannya dapat mendorong perekonomian desa, meningkatkan kesejahteraan serta menurunkan tingkat kemiskinan.
“Melalui desa inklusi kita menyediakan akses keuangan. Kalau dulu untuk mendapat akses keuangan kayaknya sulit karena lokasi, dulu industri keuangan jaman Paket Kebijakan Oktober (Pakto) 1988 dengan memperbanyak kantor sekarang dengan dengan layanan yang lebih luas dengan tekhnologi yang ada sekarang dan sekarangan layanan keuangan masyarakat bisa melalui layanan laku pandai,” katanya dalam Kegiatan Pembekalan Kepada Insan Media di Provinsi Lampung, di Gedung Serba Guna (GSG) Desa Titiwangi, Kecamatan Candipuro, Lampung Selatan, Rabu, 30 November 2021.
Desa Titiwangi merupakan salah satu desa inklusi yang memiliki galeri investasi Bursa Efek Indonesia (BEI). Galeri Investasi Bursa Efek Indonesia (BEI) adalah sarana untuk memperkenalkan Pasar Modal sejak dini kepada dunia akademisi.
“Galeri Investasi BEI berkonsep 3 in 1 yang merupakan kerjasama antara BEI, Perguruan Tinggi/Sekolah/Desa dan Perusahaan Sekuritas diharapkan tidak hanya memperkenalkan Pasar Modal dari sisi teori saja akan tetapi juga praktiknya. Ke depannya melalui Galeri Investasi BEI yang menyediakan real time information untuk belajar menganalisa aktivitas perdagangan saham, diharapkan dapat menjadi jembatan menuju penguasaan ilmu pengetahuan,” jelas Aprianus Jhon Risnad.
Pelatih Bursa Efek Indonesia (BEI) perwakilan Lampung, Fahmi Al-Kahfi, mengatakan di Desa Titiwangi sudah ada 15 orang yang menjadi investor di Mandiri Securitas.
“Mereka sebelum menjadi investor diberikan pelatihan. Selama pandemi diberikan pelatihan secara online. Sampai hari ini ada 15 orang masyarakat yang sudah menjadi investor dan transaksi sudah 200 juta lebih,” katanya.
Sementara itu, KCP Bank Lampung Kecamatan Sidomulyo Arif, Ginanjar, mengatakan Desa Titingawi sangat luar biasa padat dengan banyak potensi usaha.
“Kami hadir ke sini untuk membantu masyarakat membayar PBB dan pajak kendaraan bermotor di tempat Laku Pandai. Laku Pandai kami dinamakan L-Smart dan mafaat yang dirasakan masyarakat dalam membayar PBB serta pajak kendaraan bermotor. Masyarakat tidak perlu lagi pergi ke Kalianda,” ujarnya.
Kepala Desa Titiwangi, Sumari, menjelaskan Desa Titiwangi terbentuk secara difinitif sejak tahun 1972 dan sudah 11 kepala desa yang memimpinnya.
“Sebelumnya tahun 1966 di disini kawasan tebangan tanah marga, kini Desa Titiwangi memiliki jumlah penduduk kurang lebih 4.570 jiwa yang terbagi di delapan dusun dan 23 RT,” katanya.
“Perekonomian masyarakat ada pertanian, perikanan dan peternakan. Ada juga UMKM industri sale pisang, tempe. Sedangkan lembaga keuangan ada lembaga ekonomi unit usaha desa, Bumdes, Samsat Desa (E-Samdes), Galeri Investasi Desa dan agen laku pandai,” tambah kepala desa yang sudah memimpin selama dua periode itu.
Dandy Ibrahim