Teraslampung.com, Kotabumi–Praktik pungutan liar diduga kerap terjadi di Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Lampung Utara. Sasarannya diduga mulai dari pihak rekanan hingga instansi yang sedang mengajukan pencairan dana.
Jumlahnya dikabarkan bervariasi. Bisa ratusan ribu, bahkan bisa menyentuh angka jutaan rupiah. Uang tersebut sebagai jalan untuk mempermudah pencairan atau juga imbal balik atas pencairan yang telah dilakukan.
Salah seorang karyawan yang bekerja di salah satu CV yang menolak disebutkan namanya membenarkan bahwa kantornya pernah diminta sejumlah uang oleh salah seorang oknum di Bidang Perbendaharaan BPKAD pada akhir tahun 2024 lalu. Permintaan itu disampaikan saat pihaknya sedang mengajukan pencairan dana dari kegiatan yang telah mereka lakukan.
“Yang bicara soal uang itu oknum pegawai,” kata dia, Senin (24/3/2025).
Ia menceritakan, saat itu, oknum pegawai itu berdalih, hanya menyampaikan apa yang diinstrusikan oleh Kepala Subbidang Verifikasi dan Belanja Bidang Perbendaharaan, Nopriyansyah. Uang yang diminta mereka tersebut jumlahnya mencapai sekitar Rp15 juta.
Jika permintaan tidak dipenuhi maka dapat uang tersebut tidak dapat dicairkan. Harus menunggu tahun depan pencairannya. Karena tidak memiliki pilihan lain, kantornya akhirnya memenuhi permintaan itu. Namun, nominalnya sesuai dengan kemampuan keuangan mereka, yakni sebesar Rp10 juta ke atas.
“Dari pada enggak bisa cair, mau tidak mau kantor memberikannya,” tuturnya.
Terpisah, salah seorang mantan bendahara juga membenarkan, adanya kabar tersebut. Meski begitu, ia hanya menjalankan kesepakatan yang pernah dibuat oleh bendahara sebelumnya.
Uang itu diselipkan ke dalam amplop dalam setiap berkas pengajuan pencairan dana yang diajukan. Kalau tidak memberikan, pencairan yang diajukan kemungkinan besar akan memakan waktu lama.
“Memang enggak banyak sekitar ratusan ribu saja,” kata dia.
Di sisi lain, Kepala Subbidang Verifikasi dan Belanja Bidang Perbendaharaan, Nopriyansyah membantah, adanya praktik seperti tersebut. Menurutnya, baik ia dan stafnya tidak pernah melakukan hal itu.
“Alhamdulillah, enggak ada seperti itu. Saya juga sudah hubungi staf (untuk memastikan kabar itu)” jelasnya.