Oktober 2014, Kota Bandarlampung Alami Inflasi 0,83 Persen

Kepala BPS Lampung Adhi Wiriana (kanan)
Bagikan/Suka/Tweet:

BANDARLAMPUNG, Teraslampung.com — Kota Bandarlampung pada Oktober 2014 mengalami inflasi sebesar 0,83 persen. Beberapa komoditas yang dominan memberikan andil inflasi di antaranya cabe merah, tarif listrik, biaya kuliah di akademi/perguruan tinggi, biaya sekolah (SMA), bahan bakar rumahtangga (gas elpiji), kontrak rumah, udang basah, tarif angkutan udara, jeruk dan gula pasir.

Kabid Statistik Distribusi BPS Lampung, Bambang Widjonarko didampingi Kepala BPS Lampung Adhi Wiriana, mengatakan ada enam kelompok pengeluaran yang memberi andil inflasi di Kota Bandarlampung. Pertama, kelompok perumahan , air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,33 persen.

Kedua, kelompok pendidikan ,rekreasi dan olah raga sebesar 0,21 persen. Ketiga, kelompok bahan makanan sebesar 0,17 persen. Ketiga, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau memberikan andil sebesar 0,06 persen.

Keempat, kelompok transportasi , komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,06 persen. Kelima, kelompok kesehatan yang memberi andil sebesar 0,01 persen. Keenam, kelompok sandang sebesar 0,01 persen.

Menurut Bambang, berdasarkan penghitungan Indeks Harga Konsumen (IHK) , inflasi Kota Bandarlampung terjadi karena adanya kenaikan indeks pada kelompok pendidikan, rekreasi,dan olah raga naik 2,95 persen.

“Kelompok perumahan, air, listrik , gas dan bahan bakar yang naik sebesar 1,25 persen;  kelompok bahan makanan naik sebesar 0,73 persen, kelompok kesehatan naik sebesar 0,36 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau naik 0,33 persen; kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan turun 0,31 persen. Sedangkan kelompok sandang memiliki penurunan indeks sebesar 0,20 persen,” kata Bambang.

Kepala BPS Lampung Adhi Wiriana mengatakan, inflasi Kota Bandarlampung menempati peringkat 9 dari 82 kota yang diamati perkembangan harganya.

“Dari 82 kota, ada 74 kota yang mengalami inflasi dan 8 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Tual sebesar 2,18 persen , sedangkan terendah di Mamuju 0,06 persen. Deflasi tertinggi di Sorong sebesar 1,08 persen dan terendah  di Tanjung Pandan sebesar 0,12 persen,” kata Adhi.

Menurut Adhi  Wiriana, Kota Bandarlampung pada Oktober 2014 berdasarkan perhitunganninlasi tahun kalender (point to point) sebesar 4,39 persen dan inflasi year on year (yoy) adalah sebesar 4,37 persen.

Mas Alina