Oleh: Feaby Handana
Menjelang Pilkada Lampung Utara yang tinggal hitungan bulan, sejumlah nama bakal calon bupati atau Balonbup mulai bermunculan. Nama-nama Balonbup itu didapat dari hasil penjaringan yang dilakukan oleh para partai politik.
Dari delapan partai politik yang menjadi peserta Pemilu tahun 2024, lima partai telah membuka proses penjaringan Balonbup baru-baru ini. Kelima partai politik itu adalah Partai Nasdem, PAN, PKB, PDIP, dan Partai Demokrat.
Hasilnya, mereka berhasil menjaring sejumlah Balonbup potensial. Mereka adalah mantan Wakil Bupati Ardian Saputra, mantan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah/ Balitbangda Provinsi Lampung (Hamartoni Ahadis), dan Ketua GP Ansor Lampung (Hidir Ibrahim).
Secara latar belakang dan kemampuan, ketiganya mungkin cukup berimbang. Ardian Saputra misalnya, ia sempat memimpin Lampung Utara selama 20 bulan. Begitu juga dengan Hamartoni.
Karirnya sebagai PNS cukup moncer. Bahkan, ia sempat menempati posisi PNS tertinggi di Lampung Utara. Ya, ia sempat menjadi Sekretaris Daerah Kabupaten Lampung Utara di eranya mantan Bupati Zainal Abidin dan Agung Ilmu Mangkunegara. Total telah 24 tahun lamanya ia mengabdi sebagai abdi negara.
Adapun Hidir Ibrahim meski masih terbilang asing di telinga publik Lampung Utara, namun kemampuannya juga tidak bisa dianggap remeh. Itu dibuktikan dengan kemampuannya dalam memimpin GP Ansor Provinsi Lampung.
Menariknya, ketiga Balonbup kuat tersebut ternyata masih belum mau terbuka mengenai bakal calon wakil bupati/Bacalonwabul yang akan mereka pilih. Hanya Ardian Saputra saja yang telah mengantongi Bacalonwabup. Sementara kedua Balonpun lainnya, menyerahkan sepenuhnya pada partai politik yang akan mengusung mereka.
Hal ini tentu sangat menarik. Sebab, posisi Balonwabup sangatlah penting. Selain akan membantu mereka dalam meraup suara, Balonwabup juga dapat meringankan biaya yang akan dikeluarkan dalam Pilkada. Sudah menjadi rahasia umum jika biaya yang dikeluarkan dalam Pilkada sangatlah besar.
Ada yang menyebut angkanya mencapai belasan miliar, dan tak sedikit juga yang menyebutnya biayanya menyentuh angka puluhan miliar. Dengan begitu besarnya biaya yang disebut-sebut harus dikeluarkan, tentu seorang Balonbup haruslah memiliki kemampuan finansial yang di atas rata-rata.
Kehadiran Balonwabup yang memiliki kemampuan finansial yang mapan tentu akan sangat membantu mereka. Biaya-biaya yang dikeluarkan dapat mereka tanggung secara bersama dalam Pilkada.
Di samping memiliki kemampuan keuangan yang mapan, seorang Balonwabup juga harus memiliki basis massa yang kuat. Kemampuan-kemampuan ini akan sangat membantu para Balonbup mendatang. Dengan gabungan kekuatan mereka berdua niscaya mereka akan memiliki banyak energi yang cukup dalam Pilkada mendatang.
Baiklah, mari kita tengok sebentar para Balonwabup yang ada untuk dapat sedikit memetakan kekuatan. Tentunya, berdasarkan pada formulir penjaringan dari para partai politik. Dari sekian banyak nama Balonwabup itu bisa jadi nantinya satu di antaranya akan dipinang oleh para Balonbup.
Pun demikian sebaliknya. Bisa saja mereka atau partai politik mengambil calon pendamping di luar nama yang ada. Sebab, diakui atau tidak diakui, suka atau tidak suka, masih ada sosok potensial lainnya di luar nama tersebut.
Sebut saja Endah Kartika Prajawati Agung. Nama istri mantan Bupati Agung Ilmu Mangkunegara ini masih cukup akrab di telinga warga khususnya di akar rumput. Ditambah lagi, para pendukungnya di lapangan juga masih cukup banyak. Para pendukung yang mengantarkan suaminya menjadi dua kali menjadi pemenang dalam Pilkada.
Kemampuan finansial Endah juga tak dapat dipandang sebelah mata. Keluarga besar suaminya juga diyakini masih memiliki keuangan yang mapan.
Dengan keunggulannya tersebut, agak aneh rasanya jika para Balonbup tidak melirik Endah sebagai pasangannya. Siapa pun yang menggandeng Endah, beban mereka dalam Pilkada diyakini dapat menjadi ringan.
Ganjalan terbesar para Balonbup untuk menggandeng Endah hanyalah kasus yang sempat melilit suami Endah. Namun, tak adil rasanya jika kejelekan tersebut ditimpakan pada Endah. Toh, yang melakukan kesalahan itu kan suaminya, apalagi suaminya telah menebus kesalahan itu dengan mendekam di penjara.
Jika para Balonbup hanya berkutat pada persoalan tersebut hendaknya mereka menengok ke Pilkada Lampung Tengah. Kala itu Nessy Kalvia Mustafa malah ikut bertarung dalam Pilkada tahun 2020. Padahal, kasusnya pun kurang lebih sama dengan Agung Ilmu Mangkunegara.
Baik Ardian Saputra, Hidir Ibrahim, dan Hamartoni Ahadis dan Balonbup lainnya harus jeli melihat keunggulan dari Endah. Dengan sedikitnya waktu yang tersisa untuk bersosialisasi, kesempatan ini sayang untuk dilewatkan. Ditambah lagi Endah juga belum memproklamirkan diri apakah akan maju sebagai Balonbup atau Balonwabup. Jika Endah sampai melakukan hal itu, tentu ‘musuh’ mereka dalam Pilkada akan bertambah satu. Sumber daya yang diperlukan pun akan berkali-kali lipat. Kemenangan yang mungkin di depan mata bisa saja akan buyar.