Pada Rabu Lalu, Puluhan Rumah di Tolikara Juga Dibakar

Bagikan/Suka/Tweet:
Ilustrasi

JAYAPURA, Teraslampung.com– Kerusuhan di Tolikara, Papua, yang pecah pada saat Shalat Idul Fitri, 17 Juli 2015, kemungkinan besar masih terkait dengan rusuh antarwarga yang terjadi dua hari sebelumnya (15/72015).

Sindikasi media Teraslampung,com di Papua, tabloidjubi.com, melaporkan pada Rabu lalu (15/7/2015) sekitar pukul 05.00 WIT, kerusuhan antarwarga dua kampung di Kabupaten Tolikara, Papua mengakibatkan sedikitnya 50 honai (rumah adat masyarakat pegunungan Papua) dibakar.

Kapolda Papua, Inspektur Jenderal (Pol) Yotje Mende mengatakan, puluhan honai yang dibakar berada itu di Kampung Panaga, Distrik Panaga. Diduga pelaku berasal dari Kampung Yelok dan berjumlah kurang lebih 100 orang.

“Latar belakangnya masalah kecelakaan, yang berujung penganiayaan.Ini perselisihan antar oknum kemudian didukung kerabatnya sehingga terjadi ini. Ini perselisihan warga antar kampung, tapi tak ada yang menggunakan senjata api. Hanya senjata tajam seperti panah dan lainnya,” kata Yotje Mende, Rabu (15/7/2015), seperti ditulis tabloidjubi.com.

Menurut Kapolda Yotje, ia sudah memerintahkan Kapolres setempat melaporkan berapa kekuatan Bawa Kendali Operasi (BKO) pasukan yang dibutuhkan. Katanya, sebagai kepala satuan tugas lapangan, Kapolres setempat tentu tahu berapa kekuatan yang dibutuhkan.

“Para pelaku ada kurang lebih 100 orang sudah meninggalkan lokasi kejadian. Kini pasukan Polres dibantu TNI mengamankan situasi di sana. Tapi belum melakukan pengejaran, karena masalahnya mereka banyak kemudian bersenjata tajam,” katanya.

Polisi tak ingin kasus itu meluas. Kapolda Yotje berharap, pihak – pihak lain tak terprovokasi. “Makanya Kapolres saya minta melakukan penggalangan dengan masyarakat kampung lain,” katanya