Soal Menghentikan atau Memindahkan Hujan, Serahkan kepada Pak Slamet

Bagikan/Suka/Tweet:

Iwan J Sastra/Teraslampung.com


Pak Slamet

KALIANDA – Di Kota Kalianda, nama Pak Slamet (60) lumayan terkenal. Ia selama ini dikenal sebagai pawang hujan. Yakni, orang yang diyakini bisa ‘mengalihkan hujan’ ke tempat lain pada saat di suatu tempat ada peristiwa penting yang membutuhkan cuaca benderang.

Pekerjaan yang dilakoni Pak Slamet adalah mengubah cuaca menjadi cerah dan terang dari yang tadinya hujan gerimis, maupun hujan deras.

Pak Slamet dikenal terutama oleh kalangan yang biasa memerlukan bantuan saat hajat besar atau keramaian di lapangan terbuka. Sosok pria berkumis tebal ini mudah dikenali saat ada keramaian atau peristiwa penting di sebuah  lapangan terbuka. Warga yang akan menggelar resepsi pernikahan anaknya pun kerap meminta jasa Pak Slamet agar saat acara hujan tidak turu. Orang-orang yang meminta bantuan Pak Slamet meyakini bahwa Pak Slamet memang bisa membuat hujan tidak datang saat acara digelar.

Meski dikenal sebagai pawang terkenal, warga Dusun Way Megat, Desa Bumi Restu, Kecamatan Palas, Lampung Selatan ini tidak pernah menyombongkan keahliannya.  Menurutnya, apa yang dilakukannya  bukan untuk mendahului “Yang di Atas” (Allah SWT, Tuhan–Red.), tetapi benar-benar murni untuk membantu masyarakat lewat petunjuk Allah SWT.

“Niat saya ikhlas dan tulus untuk membantu masyarakat Mas. Kalaupun upaya saya dalam memberhentikan hujan di saat ada acara resepsi pesta pernikahan atau kegiatan lainnya dan berhasil, itu bukan saya yang memberhentikannya, tetapi atas kekuasaan Allah SWT, kalau saya hanya sebatas perentara saja,” ujar Pak Slamet, saat berbincang dengan Teraslampung.com, di Area Kuliner Masjid Kubah Intan, Kalianda, Selasa (6/1) siang.

Meski  banyak orang yang menjuluki Pak Slamet sebagai pawang hujan, tetapi Pak Slamet sering menepis julukan tersebut. Alasannya,  pekerjaan yang dilakukannya hanya sebatas untuk membantu orang. Menurutnya, setiap orang tidak akan bisa menolak datangnya hujan yang merupakan anugerah dari yang maha kuasa.

“Setiap orang pasti membutuhkan hujan, apalagi petani. Begitu juga dengan saya tentunya butuh hujan. Karena, saya punya sawah yang juga butuh air,” tuturnya.

Menurut Pak Slamet, pekerjaan membantu orang yang tengah menggelar acara di saat musim penghujan, agar acara tersebut bisa berlangsung lancar. Pekerjaan seperti sudah ditekuni  Pak Slamet selama  berpuluh tahun.

“Masyarakat sudah banyak yang tahu, baik yang ada di wilayah Lamsel maupun masyarakat di luar Lamsel. Makanya  saya terkadang sulit untuk menolak jika ada orang yang meminta pertolongan dari saya,” katanya.

Diakui Pak Slamet, selama menjalankan pekerjaannya menghalau hujan, Ia tidak pernah mendapatkan kendala, meskipun banyak orang yang membutuhkan pertolongannya.

“Yang terpenting adalah, orang yang meminta bantuan harus percaya dan yakin kepada Allah SWT, bukan kepada saya. Karena saya hanya sebatas perantara saja,” terang Pak Slamet, seraya merendahkan diri.

Dijelaskannya, dalam melakukan tugas menghalau hujan, Pak Slamet tidak meminta bantuan kepada setan ataupun makhluk sejenisnya. Tetapi murni meminta kepada Allah SWT agar cuaca di lokasi acara bisa cerah.

“Pada dasarnya, saya bukan menolak hujan, melainkan mempercepat jalannya awan hitam (mendung,red) ke arah laut. Sebab, air hujankan asalnya dari laut. Maka, dikembalikan lagi ke laut,” jelasnya.

Dalam menggeluti pekerjaanya tersebut, Pak Slamet tidak pernah mematok biaya atau upah, kepada orang yang meminta jasa pertolongannya.

“Ya rata-rata setiap orang yang saya bantu memberikan imbalan sebesar Rp500 ribu untuk dua hari kerja. Itu diluar dari biaya untuk transport dan membeli perlatan yang saya butuhkan. Bagi saya, membantu orang itu harus ikhlas dan bersih hati. Makanya, banyak orang yang saya bantu merasa senang, begitupun dengan saya,” katanya.