TERASLAMPUNG.COM, Semarang – Kelompok 5 Rupa menaja pameran bertajuk: “Artpaintour” di Kopi Petualang, Jalan Thamrin (Depan Pertamina), Semarang, Jawa Tengah. Mereka mengajak para audien dan apresian untuk menjelajah menikmati keindahan seni lukis karya Giovanni, Goenarso, Hary Laksono, Hary Titut, dan Yoyok Barakalloh sambil menyesap kopi mulai Selasa (24/8) ini hingga 6 September 2021.
Dalam gelar karya perdananya komunitas “ 5 Rupa” menaja 30 lukisan para anggotanya . Ketua “5 Rupa” Giovanni Susanto, saat pembukaan pameran mengatakan, gelar karya ini sekaligus sebagai penanda hadirnya komunitas yang belum lama ini terbentuk untuk meramaikan blantika dunia kesenian di Kota Semarang.
Giovanni alias Feri yang dikenal juga sebagai mural artis mengisahkan “5 Rupa” terbentuk belum lama dari kancah obrolan di Resonate Cafe, Tembalang, di tengah jeda sebuah pameran. “Kami berlima yang terdiri dari sayaGiovanni, Goenarso, Hari Laksono, Hary Titut dan Yoyok Barokalloh seide untuk bersama membangun iklim dan meramaikan dunia seni rupa di Semarang dengan bergiat pameran,” ujar Giovanni yang didaphuk sebagai Ketua kelompok “5 Rupa”.
Giovanni mengatakan, pameran “Artpaintour” ini merupakan gebrakan kelompok “5 Rupa”, sekaligus sebagai kehadirannya. “Meski kelompok kami anggotanya 5 orang, tetapi tidak ekslusif. Kami terbuka untuk berkolaborasi dengan perupa lain. Mudah-mudahan “5 Rupa” terus lanjut bergiat untuk dunia seni rupa, Semarang ,” pungkas Giovanni.
Di “Artpaintour” Exhibition ini Giovanni Susanto pelukis penekun aliran Surealis ini mengelar tujuh karyanya dengan media akrilik di atas canvas bertajuk: “ Cerita Cinta”, “Politikus Ikan Lele”, “Agustus Fantasi”, “Keangkuhan”, “Pengen Istana”, “Kekuatan Cinta” dan “Aku, Kamu dan Pacarmu”.
Goenarso salah anggota yang didhapuk sebagai sesepuh dan penasehat “5 Rupa” ini berharap kehadiran kelompok “5 Rupa” ini bisa memberi arti bagi dunia seni rupa di Semarang. “Kelompok “5 Rupa’ ini kebetulan dari para anggotanya penekun aliran yang berbeda. Jadi tak ada persaingan , tetapi justru bisa saling mengasah dan belajar,” terang pensiunan guru gambar yang justru baru menekuni lukisan setelah pensiun.
Goenarso yang menjadikan dunia lukis sebagai hobi dan mengisi masa pensiunannya ini mengaku sangat senang bergabung dengan kelompok “5 Rupa”. “Mereka punya semangat yang tinggi, sampai baju-baju pun dilukis,” ujar Goenarso berseloroh sembari melirik Giovanni.
Di ajang pameran “Artpaintour” ini Goenarso pelukis bergaya abstrak dekoratif menaja mic media di atas canvas karyanya berjudul : Komposisi 1, Komposisi 2, Komposisi 5, Komposisi 4, Komposisi 5, dan Komposisi 6, Komposisi 7,.
Sementara sekretaris kelompok “5 Rupa” Yoyok Barokallah, yang menekuni dunia seni rupa dunia gambar sejak tahun 1987 mengatakan, seni lukis baginya pilihan yang harus ditekuni. Pelukis yang pernah bekerja dikontraktor ini mengaku senang bisa bersama di kelompok “5 Rupa”. “Dalam kelompok “5 Rupa” ini bisa saling membangun dan menyemangati untuk melukis,” imbuhnya.
Pelukis low profil bergaya realisYoyok Barokallah menggelar 5 karya lukisnya berjudul : “Mobil Antik”, “Bukit Mangun Harjo Semarang”, “Pelabuhan tanjung Emas 1”, “Pelabuhan Tanjung Emas 2” dan “ Kota Lama Semarang”.
Hary Laksono, pelukis yang pernah mengajar diberbagai sekolahan ini, mengatakan dunia gambar bukanlah dunia yang asing. Karena Hari yang mengaku suka menyamar, karena terkadang melakukan pekerjaan yang tak berhubungan dengan dunia seni rupa. “Saya sempat aktif melukis antara tahun 2003 -2004. Sering ikut pameran bersama di Semarang.Tetapi kemudian saya merauntau ke Jakarta,” terang Hary.
Lebih lanjut, Hary menambahkan, karena terdampak Covid -19, berhenti mengajar di TK dan Play Grup. “Mungkin kelompok “5 Rupa” yang rerata anggotanya punya semangat luar biasa ini bisa memacu saya untuk kembali berkarya di dunia seni lukis,” imbuh Hary.
Hary Laksono penekun Surealis ini memajang 5 lukisannya dengan media cat minyak di atas canvas , bertajuk: “Berzikirlah Maka Kau Akan Mendapatkan Surga-Nya’ yang bergaya surealis, sedangkan yang lainnya lukisan potret “Raden Saleh” dan 3 lukisan “Still Life”.
Anggota “5 Rupa’ lainnya, Hari Titut, mengisahkan, dunia seni lukis sudah digelutinya sejak tahun 1992. Hari mengaku sudah banyak berguru denga pelukis Semarang antara lain; Junhay,Yuwuno, Kok Poo, Inanta, Jimmy dan Tan Markaban. “Saya keseharian kadang mengajar anak-anak, membuat mural cafe-cafe, sekolah TK/Play Grup dan juga rumah-rumah pribadi,” ujar Hari.
Hari Titut dalam pameran “Artpaintour” pelukis bergaya realis impresionis menaja 6 karya lukisnya bertajuk: “Sparrow”, “Magnolia”, “Brave”, “Window”, “Beauty of Swamp”, kelimanya denag media akrilik on canvas dan ” Village” dengan media mix on canvas.
Kelompok “5 Rupa” sudah melangkah, semoga terus melaju.
Christian Heru