Panaragan, Tanah Para “Tapa” Menjunjung Adat

ilustrasi rumah panggung
Bagikan/Suka/Tweet:

Isbedy Stiawan ZS/Teraslampung.com

SIAPA pun tak bisa menduga, suatu saat daerah ini menjadi pusat pemerintahan Kabupaten Tulangbawang Barat. Inilah Panaragan: kampung masyarakat asli orang Lampung di daerah ini.

Panaragan berdekatan dengan Pagardewa. Apalagi jika jembatan penghubung ke Pagardewa sudah terealisasi. Masyarakat pribumi di sini menyebut sebagai Tiyuh Tego atau kampung tiga. Tapi, ada juga yang menyebut Panaragan Pak Tiyuh: Panaragan empat kampung.

Setiap menyebut Panaragan, tentu saja yang teringat adalah keluarga Bagir Manan, mantan Ketua Mahkamah Agung semasa 2001-2008. Pasalnya, Prof. Dr. Bagir Manan, SH, MCL juga terpilih sebagai Ketua Dewan Pers Indonesia untuk periode 2010-2013, orang tuanya berasal dari Panaragan sebelum berhijrah ke Kalibalangan, Lampung Utara.

Orang tua Bagir Manan, yaitu Abdul Manan, memimpin warga Panaragan saat bedol desa dan menetap di Kalibalangan.

Panaragan merupakan kampung tua yang ada di Tulangbawang—kini Tulangbawang Barat. Panaragan terdiri dari empat kampung: Panaragan, Bandardewa, Tanjung Agung, dan Menggala Emas. Di daerah ini, rumah-rumah panggung khas masyarakat pribumi Lampung masih dipertahankan. Meski dibanding Pagardewa, rumah tradisional itu sudah mulai berkurang.

Sejak berpisah dari kabupaten induk yaitu Tulangbawang, daerah ini maju pesat. Terutama Panaragan, setelah masuknya transmigrasi ke wilayah ini, melahirkan desa baru yakni Panaragan Jaya.

Sebuah peta Gedongratu bertitimangsa 1942 dan dibuat semasa kolonial Belanda, terdapat nama Panaragan di antara nama-nama kampung lainnya di sini. Dengan demikian, Panaragan sejatinya masuk dalam wilayah teritorial Gedongratu.

Namun, pada masa sekarang daerah ini merupakan sebuah kecamatan, bernama Kecamatan Panaragan.