Pangdam Cenderawasih: Tidak Benar Mushalla Sengaja Dibakar Massa

Bagikan/Suka/Tweet:
Pangdam Cenderawasihh Mayjen TNI Fransen G. Siahaan (Ist)

JAYAPURA, Teraslampung.com– Panglima Daerah Militer (Pangdam) XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Fransen G. Siahaan menyatakan, tidak benar mushola di Distrik Karubaga, Kabupaten Tolikara, Papua sengaja dibakar. Menurut Pangdam, kejadian pada Jumat pagi (17/7/2015) itu dimulai dengan massa membakar rumah Pak Sarno dan kios milik Silvi. Api kemudian menyala dengan hebat saat merambat ke kios BBM, sehingga seluruh kios dan rumah, termasuk mushalla yang pagi itu dipakai untuk Shalat Idul Fitri tidak luput dari keganasan si jago merah.

Panglima Daerah Militer (Pangdam) XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Fransen G. Siahaan dan Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Papua, Irjen Pol Yotje Mende berkunjung ke Distrik Karubaga Kab. Tolikara untuk meninjau lokasi insiden pembakaran kios dan penembakan yang menimpa 11 orang jemaat Gereja Indjili di Indonesia (GIDI), Jumat (17/7/2015) pagi yang bertepatan dengan hari raya Idul Fitri.

Dalam rilisnya, Sabtu sore (18/7/2015), Pandam mengatakan rombongan Pangdam dan Kapolda disambut Bupati dan Muspida Tolikara. Selanjutnya Pangdam dan Kapolda bersama Bupati melaksanakan rapat mediasi untuk mencari solusi terbaik yang turut dihadiri oleh Wabup, Kapolres, Presiden GIDI, Pendeta Dorman Wandikbo dan para korban dari masyarakat.

Pangdam menyampaikan bahwa TNI bersama Polri dan komponen bangsa lain termasuk korban muslim dan GIDI, akan membangun kembali Musholla, kios dan rumah secara gotong royong. Kodam Cenderawasih juga akan mengumpulkan pakaian layak pakai dan bahan makanan yang akan diangkut dengan helikopter.

Kapolda juga mengatakan sangat prihatin dengan kejadian kemarin. Polri akan melaksanakan tugas sesuai fungsinya, yaitu amankan situasi dan lokasi, mediasi dan penegakkan hukum. Penanganan akan dilakukan secara terpadu dan akan menginventarisasi semua kerugian materiil.

Sebelumnya juga Bupati bersama Muspida telah membuat kesepakatan antara lain, pertama, Bupati bertanggung atas kerugian dan akan bangun kembali rumah dan kios,

Kedua, akan menfasilitasi pertemuan antar komponen yang ada sekaligus mencari solusi pemecahan,

Ketiga, Bupati minta maaf kepada masyarakat yang menjadi korban baik yang Muslim maupun korban masyarakat asli Papua.

Ketiga, TNI/Polri akan menjaga keamanan dan membantu membangun fasilitas sementara.

Hasil peninjauan sementara diketahui bahwa kronologis kejadian dimulai dengan masa membakar rumah Pak Sarno dan kios Silvi. Api kemudian menyala dengan hebat saat merambat ke kios BBM, sehingga seluruh kios dan rumah, termasuk Mushalla di dalamnya tidak luput dari keganasan si jago merah.

Peninjauan Pangdam dan Kapolda secara langsung di lapangan ini untuk meluruskan informasi yang saat ini simpang siur beredar di masyarakat luas, serta menegaskan bahwa tidak benar jika Musholla sengaja dibakar massa. Karena itu, Pangdam meminta agar jajaran intelijen lebih waspada terhadap pihak-pihak yang memanfaat situasi ini untuk memperkeruh suasana yang sudah semakin membaik pasca kejadian.

“Pangdam siap secara cepat dan terpadu membantu penegakkan hukum dengan terlebih dahulu mencari data dan fakta yang akurat bahwa pembakaran Mushalla adalah tidak benar,“ tegas Pangdam saat melihat di lapangan secara langsung.

Kondisi terkini yang dicatat berdasarkan pengamatan langsung di lapangan terdapat 38 KK yang menjadi korban dan tindak kekerasan. Tidak kurang 63 kios terbakar dan 153 jiwa mengungsi.

Korban tidak hanya dari kaum muslim tetapi juga dari kaum Nasrani maupun dari masyarakat asli Papua. Masyarakat asli Papua yang menjadi korban tindak kekerasan dari oknum Pdt. Marthen Jingga dan Harianto Manimbo antara lain Bpk. Bindo Jikwa, Dorkas Jikwa, Nasiora Jikwa, Natina Jikwa dan Timobe Kogoya.

Sedangkan tindakan represif yang dilakukan oleh aparat kemanan sehingga menimbulkan korban jiwa, Kapolda menandaskan akan menyelidiki secara detail dan diproses secara profesional. Jika ada anggotanya yang melanggar, Polri akan menindak tegas. Semua korban akibat tinadakan represif itu, telah ditangani tim medis dengan baik di Jayapura. 4 orang dirawat RSUD Wamena dan 7 orang di RS. Dok II Jayapura.

Presiden GIDI Dorman Wandikbo S.Th yang ada turut hadir bersama rombongan Pangdam dan Kapolda, menyampaikan bahwa tidak ada rencana untuk menimbulkan kerusuhan. mewakili GIDI, ia meminta maaf atas perlakuan masyarakatnya yang emosional saat umat muslim sedang melaksanakan kekhusukan Sholat Idhul Fitri.

Wakil Ketua DPRD Kab. Tolikara, Yotham Wonda juga menyayangkan kejadian tersebut karena seharusnya diselesaikan secara dialogis sehingga tidak menciderai kerukunan antar umat beragama.

Ketua komisi A DPRD, Oginis Wanimbo mengakui bahwa pendidikan masyarakatnya masih rendah, sehingga mudah terprovokasi. Karena itu diperlukan penjelasan yang sejelas-jelasnya kepada rakyat. Korban pemilik salah satu kios, Pak H. Colem yang hadir pada rapat itu juga mengharapkan agar kejadian tersebut tidak terulang lagi.

Setelah rapat mediasi selesai, pembersihan puing-puing dilakukan dengan mengerahkan TNI-Polri dan seluruh masyarakat, baik yang menjadi korban maupun masyarakat lainnya secara bergotong royong. Mengakhiri kunjungannya, Pangdam dan Kapolda menyempatkan diri untuk memberikan sumbangan dana kepada korban kebakaran secara langsung di lokasi pengungsian di belakang Makoramil.

tabloidjubi.com