Mas Alina Arifin/Teraslampung,com
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudyaan Provinsi Lampung, Herlina Warganegara, memimpin konferensi pers di Kantor Dinas Pariwisata dan Kebudayaan di Bandarlampung, Jumat, 29 Agustus 201. (Teraslampung.com/Mas Alina Arifin) |
BANDARLAMPUNG–Festival Krakatau 2014 masih mempertahankan acara Tur Krakatau. Bedanya jika dibandingkan even serupa tahun-tahun sebelumnya, kali ini panitia tidak ‘diboyong’. Artinya, panitia tidak harus repot lagi menyiapkan aneka fasilitas gratis untuk tamu kehormatan tersebut.
Meski begitu, perwakilan negara sahabat tetap diundang pada perhelatan FK tahun ini. Mereka akan menjadi peserta Krakatau Nite di Hotel Sheraton, Sabtu malam (30/8). Pagi Minggu sore (31/8), mereka masih bisa menyaksikan Parade Budaya yang akan dilaksanakan di Lapangan Enggal Bandarlampung.
Kepala Dinas Pariwisata Lampung Herlina Warganegara mengatakan, Tur Krakatau akan menggunakan lima kapal. Masing-masing kapal berkapasitas kapal 70 orang penumpang. “Namun tiap kapal akan diisi 50 orang saja. Untuk tahun ini kita langsung bisa menjejakkan kaki ke Gunung Anak Krakatau. Ini berbeda dengan tahun lalu yang hanya melintas dengan kapal feri ,” kata Herlina, Jumat (29/8).
Herlina mengatakan, pada Krakatau Nite akan menitikberatkan pada pertemuan pelaku bisnis di Lampung dengan investor dan kedutaan negara asing. Acara ini rencananya akan dihadiri oleh Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Dirjen Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, dan perwakilan kedutaan besar negara sahabat. Antara lain dari Australia, New Zeland, Portugal, dan Jerman. Juga lima orang investor dari China.
Sementara itu , untuk Parade Budaya akan digelar mulai sekitar pukul 14.00 WIB. Gubernur Lampung Ridho Ficardo dijadwalkan akan ikut pawai, diiringi oleh tiga muli dengan memakai tuping dan 20 punggawa, berjalan kaki mengikuti karnaval tersebut.
Rutenya dimulai dari Mahan Agung di Jl. Dr. Susilo–Jl.Diponegoro–Tugu Adipura– Lapangan Enggal, Bandarlampung.
“Parade budaya ini dititikberatkan pada bagaimana kita menyebarkan informasi bahwa Lampung memiliki kekayaan budaya. Nanti akan ditampilkan Tuping Satria yang sudah berumur 163 tahun, baju kulit, dan baju punggawa untuk 20 orang. Rencananya semuanya akan keluar bersama tombak dan tameng yang asli berumur ratusan tahun yang selama ini disimpan di Museum Lampung,” kata Herlina.