Eko Chrismiyanto (Founder, CEO De MOST, Praktisi Dermatoglipics) pada acara “Tribute Untuk Pahlawan Tanpa Tanda Jasa” digelar ANSOR, De MOST, Himpaudi serta Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Way Kanan. |
BLAMBANGAN UMPU, Teraslampung.com — Sejumlah pengajar dan kepala sekolah di Kabupaten Way Kanan mengapresiasi positif kiprah Gerakan Pemuda ANSOR setempat. Winingsih, Kepala Sekolah SMAN 1 Baradatu misalnya, menilai upaya Gerakan Pemuda ANSOR Way Kanan membuka cakrawala berpikir.
Winingsih mengaku merasa berdosa terhadap anak didik setelah mengikuti pelatihan diselenggarakan ANSOR, De MOST (Motivator, Observer, Service, Totally), Dinas Pendidikan dan Kebudayan serta Himpaudi setempat.
“Ada perasaan berdosa kepada siswa. Ternyata untuk memahami keinginan anak tidak segampang yang kami inginkan. Kami ingin berubah setelah mengikuti kegiatan ANSOR beberapa waktu lalu itu,” ujarnya, Selasa (2/12).
Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda ANSOR Kabupaten Way Kanan pada Kamis (13/11) menggelar kegiatan bertajuk “Tribute untuk Pahlawan Tanpa Tanda Jasa” sebagai bentuk penghormatan dan upaya menghargai jasa-jasa para guru dari berbagai tingkatan di daerah tersebut.
Kegiatan gratis bagi pengajar berbagai tingkatan di Way Kanan diikuti para guru yang ingin memahami gaya belajar anak didik dengan narasumber utama Eko Chrismiyanto (Founder, CEO De MOST, Praktisi Dermatoglipics) yang bergerak dalam jasa motivasi sidik jari.
“Kegiatan tersebut bagus, sangat bagus malah karena membuka pikiran. Selama ini guru tidak menyadari bagaimana karakter anak didik,” kata Winingsih..
Poniman, pengajar SDN Sinar Gading Kecamatan Kasui dan I Ketut Kantia pengajar SMAN4 Banjit juga menilai acara tersebut sangat positif dan membantu pengajar. “Khususnya para guru kelas dan guru BK,” kata Poniman.
Kantia, guru di sekolahnya mempunyai minat untuk mengikuti kegiatan ANSOR jika diadakan lagi.
“Guru di sekolah kami mempunyai minat tinggi untuk mengikuti pelatihan tersebut setelah saya ceritakan. Jika ada kegiatan serupa lagi, tentu banyak guru berminat. Namun mohon durasi pelatihannya untuk bisa diperpanjang,” ujar Kantia. Hamengku Rayyan