Pemadaman Listrik Bergilir, Genset pun Diserbu

Bagikan/Suka/Tweet:

Isbedy Stiawan ZS/Teraslampung.com


Bandarlampung–Pemadaman listrik bergilir oleh PLN sejak beberapa bulan terakhir dan tak jelas kapan normal, sejumlah toko penjual generator (genset) diserbu masyarakat.

Sejumlah toko khusus menjual generator di Jalan Radin Inten, Bandarlampung, setiap hari selalu ramai pembeli. Warga yang membeli justru dari luar kota, seperti Kotabumi, Bandarjaya, Metro, Jati Agung, Pringsewu, Kota Agung, ataupun Kalianda.

Menurut Khairul, warga Kalianda, ia sudah bosan dengan pemadaman bergilir yang diingatnya sejak Januari silam. Bahkan, pemadaman hampir tiap hari dan bisa terjadi dua kali. “Apa tidak kesal. Mau protes ke PLN, tidak akan bisa. PLN punya seribu alasan kenapa terjadi pemadaman,” kata Khairul kesal.

Dikatakan Khairul, selama ini keluarganya mengandalkan lampu emergency namun tidak puas sebab hanya bertahan beberapa jam. Bahkan, karena sering terjadi pemadaman beberapa lampu emergency yang dimilikinya rusak.

“Jadi saya putuskan harus menyiapkan generator di rumah. Kalau pemadaman listrik, genset dihidupkan. Bisa untuk penerang dan pendingin ruangan,” katanya.

Hal sama dikatakan Sutris, warga Jati Agung, Lampung Selatan. Meski dianggap terlambat memiliki genset, tapi karena belum tahu pasti kapan pemadaman listrik tak lagi terjadi akhirnya ia memutuskan membeli generator.

Menurut salah satu karyawan di toko generator, belakangan ini masyarakat menyerbu untuk membeli generator. Dikatakannya, pembeli genset juga datang dari luar Kota Bandarlampung. “Tiap hari, rata-rata tiga generator terjual,” kata dia, tak ingin namanya ditulis.

Pantauan wartawan media ini, pada Rabu (21/5) dan Kamis (22/5), ketiga toko generator di jalan Radin Inten, Bandarampung, yaitu Toko Unggul Mesin, Lampung Diesel, dan Istana Diesel banyak warga di situ. Umumnya, mereka membeli generator (genset).

Hal itu terlihat saat pekerja di toko mesin tersebut mengangkat genset ke dalam mobil atau ke atas jok kendaraan roda dua. Setelah itu, warga pergi membawa mesin diesel.

Jika PT PLN (persero) memberlakukan pemadaman listrik bergilir makin lama, dipastikan mesin generator makin diserbu warga, dan bukan tidak mungkin harga generator meningkat.

“Seharusnya pihak PLN segera menyelesaikan persoalan ini. Terlalu lama masyarakat menahan perasaan akibat pemadaman listrik, bisa jadi kelak sebagai ‘bom’ yang tinggal menunggu waktu meledak,” kata Sutris.

Salah seorang kontraktor listrik yang ditemui di Asosiasi Kontraktor Kelistirkan Indonesia (AKKLINDO) Lampung, pekan lalu, tidak yakin pemadaman bergilir penyebabnya hanya pergantian kabel SUTT ataupun gardu transmisi yang rusak.

“Saya tak yakin kalau hanya itu alasannya, sebab sudah berbulan-bulan pemadaman listrik. Jangan-jangan, itu hanya alasan PLN supaya masyarakat tidak kesal atau emosi,” kata dia.