Dandy Ibrahim | Teraslampung.com
BANDARLAMPUNG — Warga Kelurahan Way Lunik, Kecamatan Panjang mengeluhkan pembagian beras pendemi Covid-19 diduga tidak tepat sasaran.
“Saya melihat sendiri pembagian beras dari Pemkot Bandarlampung di tempat saya RT 15 B Lingkungan I Kelurahan Way Lunik. Ada yang satu rumah mendapat dua jatah. Ada juga yang orangnya sudah tidak tinggal di sini lagi, tetapi masih mendapatkan jatah,” jelas tokoh masyarakat RT 15 B Slamet Riyadi (70), Selasa 21 April 2020 di rumahnya.
Dia mencontohkan satu rumah ada yang mendapat dua karung beras, padahal menurutnya satu rumah tersebut masih satu keluarga.
“Satu rumah itu ada yang masih bujangan kok dapat dua beras bantuan? Ada tiga keluarga yang sudah tidak tinggal di sini lagi, tetapi masih dapat beras. Kami punya fotonya yang membuktikan dia mendapat beras.Padahal dia sudah lima tahun meninggalkan kampung kami,” ujar Slamet.
Agar bantuan beras dari walikota itu tepat sasaran, Slamet Riyadi selanjutnya mengutus lima orang untuk melakukan perbaikan data ke Kantor Kelurahan Way Lunik.
“Kami kecewa dengan jawaban Lurah Way Lunik. Niat kami untuk memperbaiki cara pembagian beras itu kok ditanggapi oleh lurah kami dianggap menghambat,” ujaranya.
“Ketua RT 15 B Lingkungan I, Sutiman sudah tidak tinggal di sini lagi sekitar satu tahun sudah pindah ke Sukabumi,” tambah Slamet.
Di RT 15, kata Slamet, yang mendapat bantuan beras sebanyak 28 orang yang diduga menyimpang ada 11 orang yaitu satu rumah mendapat dua jatah, masih bujangan dan warga yang sudah tidak tinggal di sana lagi.
Di tempat terpisah, Lurah Way Lunik Dody Martalaga didampingi Sekretaris Lurah (Seklur) Yusuf Jumhari menjelaskann pembagian beras tersebut sudah dilakukan verifikasi.
“Yang mendapat bantuan beras itu sudah kami vefikasi kebetulan untuk RT 15B Lingkungan I yang melakukan verifikasi data itu sekertaris lurah,” jelas Dody.
Sekretarus Lurah Way Lunik, Yusuf Jumhari, menjamin bahwa yang mendapat bantuan beras tersebut berdasarkan data yang dia dapat dan sudah dilakukan verifikasi.
“Sebelumnya ada 35 orang yang mendapat bantuan beras tapi atas masukan RT diubah menjadi 28 orang karena yang lima orang sudah pindah,” jelasnya.
“Kemudian yang 28 orang itu saya verifikasi datanya yaitu Kartu Keluarga (KK). Kalau KK ada ya sudah berarti benar data tersebut. Soal di lapangan terjadi perbedaan saya tidak tahu saya hanya melakukan verifikasi KK saja,” jelas Yusuf.