Supriyanto/Teraslampung.com
GUNUNGSUGIH- Renofasi pembangunan salah satu gedung Pemerintah Kabupaten Lampung Tengah (Pemkab Lamteng) terbengkelai. Akibatnya, aktivitas pelayanan publik terganggu, karena sejumlah pegawai tak dapat bekerja secara maksimal akibat saling berdesakan.
Pemkab Lampung Tengah melalui anggaran APBD 2013 lalu telah berencana merenovasi Gedung eks kantor DPR Lampung Tengah yang terbakar tahun 2012 lalu. Namun tanpa diketahui alasan yang pasti, pembangunan gedung yang diperkirakan menelan dana sekitar Rp 9 miliar lebih itu tidak berlanjut pembangunannya pada tahun anggaran 2014 ini.
Sejumlah kalangan menilai terhentinya pelaksanaan pembangunan gedung sekretariat pemda tersebut, dikarenakan pihak kontraktor tidak sanggup melanjutkan pekerjaan karena di duga merugi. Terlihat, sampai pengujung tahun anggaran 2014 ini belum ada tanda-tanda melanjutkan kegiatan pengerjaan pembangunan gedung yang telah mencapai sekitar 40 persem. Bahkan, lokasi gedung yang teronggok tersebut kini telah di tumbuhi rumput liar yang menghutan.
”Saya dengar, kontraktornya diharuskan mengembalikan kerugian negara sebesar lima miliar, makanya mereka menghentikan pekerjaan. Siapa yang mau bekerja tapi merugi,”ungkap Ketua LSM Tim Operasional Pemantau Anggaran ( TOPANG) Marzuki, Kamis (20/11).
Seharusnya, menurut Marzuki, Bupati Lampung Tengah A.Pairin fokus menyelesaikan pembangunan salah satu gedung sekretariat Pemkab Lamteng dan tidak bertele-tele. Karena, gedung tersebut merupakan sarana vital untuk memberikan pelayanan yang maksimal. Terbukti, akibat gedung yang terbakar itu belum selesai pembangunannya, beberapa bagian harus bekerja dalam ruangan sempit.
”Setidaknya pembangunan gedung sekretariat ini benar-benar menjadi prioritas, minimal dua tahun selesai. Jangan sampai masa jabatan bupati berakhir gedung tak selasai pembangunannya. Jadi apa yang diselesaikan selama lima tahun memimpin Lampung Tengah, padahal APBD Lamteng tiap tahun meningkat terus,”katanya.
Dia menilai, pasangan Bupati A.Pairin dan Wakil Bupati Mustafa, terkesan kurang serius menata Lampung Tengah agar menjadi lebih baik, khususnya ibukota Lampung Tengah Gunungsugi-Bandarjaya. Bahkan, hingga menjelang masa jabatannya berakhir, Bupati Pairin terkesan memimpin tanpa ada gebrakan baru dalam menata infrastruktur Lampung Tengah. Terbukti, memasuki tahun ke lima kepemimpinanya, Lampung Tengah khususnya kota Gunungsugih-Bandarjaya belum terlihat perubahan yang signifikan yang menunjukkan sebagai sebuah ibukota.
Sejumlah jalan pemukiman di ibukota selain masih banyak yang becek tanpa drainase yang baik, juga tidak sedikit yang seperti kubangan kerbau disaat musim hujan ini.
”Kita bisa lihat jalan yang ada di seputaran kantor Bupati, sekarang sudah seperti pemandian kerbau. Termasuk disejumlah ruas jalan pemukiman di Bandarjaya, kondisinya masih banyak yang memprihatinkan,”katanya.