Mendikbud Anies Baswedan dalam konferensi pers KKI 2015 di di Ballroom Amartapura, Grand Panghegar Hotel, Bandung., Rabu (2/11). |
BANDUNG, Teraslampung.com — Persoalan hasil-hasil Kongres Kesenian Indonesia III, menjadi fokus tersendiri yang dibahas oleh beberapa gelintir seniman Bandung saat menunggu registrasi KKI III 1-5 Desember 2015.
Beberapa model semacam art council dan lembaga kesenian lain menjadi acuan regulasi hingga implementasi program kesenian. Namun inisitaif ini rupanya juga menjadi acuan yang dikemukan oleh Mendikbud Anis Baswedan, saat pidato pembukaan KKI pada Rabu, 2 Desember 2015 di Ballroom Amartapura, Grand Panghegar Hotel, Bandung.
Kesan ini juga diperkuat saat konferensi pers usai pidato Pak Menteri di media centre. Beliau mengungkapkan bahwa hasil-hasil Kongres ini harus dikawal, agar capaiannnya dapat dilihat dan dievaluasi.
Beberapa panelis di Konferensi Pers juga menguatkan gagasan Pak Menteri. Ini dimaksudkan agar jangan lagi ada pengulang dari yang sudah terjadi pada KKI I dan II. Kedua kongres sebelumnya secara ide sudah bagus namun tidak tahu bagaimana impelementasinya. ”Maka sehabis KKI 2015 ini sebaiknya dibentuk Forum Nasional yang akan mengawal bagaimana hasil-hasil kongres ini diimplementasikan. Siapa yang harus menjalanknnya juga harus jelas.” Begitu kira-kira kesimpulan yang dibicarakan pada saat konferensi pers.
Banyak hal yang menjadi soal yang harus dibicarakan dalam kongres kali ini. rekomendasi yang dihasilkan juga harus programatik bukan sloganistik. Prioritas apa yang harus dikerjakan dalam 1 atau 2 tahun ke depan harus jelas karena 10 tahun ke depan pun variabel dan problemnya mungkin masih sama.
Pemerintah akan menjadi fasilitator untuk mengimplementasikan kesepakatan-kesepakatan hasil kongres. Ini adalah resep yang akan dibawa ke untuk implementasi, karena kita berharap ada kesempatan-kesempatan yang tidak harus menunggu lima tahun. Untuk mengeceknya bisa dilakukan setiap 1 tahun. Untuk menjalankan ini negara punya instrumen. Hanya masalahnya selama ini ia tidak diprioritaskan. Kini harus kita prioritaskan. Ketika ini dilaksanakan rakyat akan merasakan seni hadir di ruang publik.
TL/Bambang Satriaji/rl