Pemilu Malaysia: Pakatan Harapan Menang, Mahathir Mohammad Jadi Perdana Menteri Tertua di Dunia

Dr.Mahatir Mohammmad (kanan) dan Wan Azizah Wan Ismai (kiri). Foto: The Star
Bagikan/Suka/Tweet:

TERASLAMPUNG.COM — Malaysia menggelar pemilu,Rabu (9/5/2018). Dalam pemilu bersejarah itu, gabungan partai oposisi Malaysia yang dipimpin mantan Perdana Menteri Mahathir Mohamad dengan Partai Keadian Rakyat pimpinan Wan Azizah Wan Ismail berhasil meraih kemenangan.

Koalisi partai oposisi berhasil mengalahkan Koalisi Barisan Nasional yang dimpimpin Perdana Menteri Najib Razak. Barisan Nasional memerintah Malaysia sejak tahun 1957 dan belum pernah kalah dalam pemilu Malaysia.

Hasil resmi dari Komisi Pemilihan Umum memperlihatkan aliansi gabungan oposisi Pakatan Harapan dan satu partai di negara bagian Sabah meraih 115 kursi parlemen atau melewati ambang mayoritas 112 kursi.

Kemenangan itu akan membuat Mahatir Mohammad berhak membentuk pemerintahan sekaligus kembali duduk di kursi Perdana Menteri Malaysia pada usianya yang ke-92 tahun. Mahatir akan tercatat sebagai perdana menteri paling tua di dunia.

Mahathir akan didampingi Wan Azizah Wan Ismail sebagai deputi PM. Tokoh utama Partai Keadilan Rakyat –partai yang dibentuk  suaminya, mantan Perdana Menteri Anwar Ibrahim– kabarnya hanya selama dua tahun menjabat wakil perdana menteri. Selanjutnya, Mahatir akan menyerahkan jabatan Perdana Menteri Malaysia kepada Wan Azizah Wan Ismail.

Anwar Ibrahim sendiri tidak bisa langsung ikut larut dalam suka cita menyambut kemenangan istrinya. Sebab, ia kini sedang menjalani tahanan dalam kasus sodomi dan baru bebas pada Juni 2018 mendatang.

Dia berhasil mengalahkan Perdana Menteri Najib Razak, yang dibayang-bayangi dengan skandal keuangan badan investasi milik negara, 1MDB, walau Najib berulang kali membantahnya.

Kemenangan koalisi oposisi ini menjadi sejarah dalam politik Malaysia yang sekitar 60 tahun belakangan dikuasai oleh koalisi Barisan Nasional (UMNO). Mahathir Mohamad sebenarnya adalah tokoh terkuat Barisan Nasional sebelum ia berhenti menjadi Perdana Menteri. Dalam suksesi yang mengantar Najib Razak ke tampuk kekuasaan di Malaysia, peran Mahathir sangat besar. Dialah guru bagi Najib. Menjelang suksesi, Mahatir lebih memilih Najib ketimbang Anwar Ibrahim.

Ibrahim Suffian dari lembaga jajak pendapat umum, Merdeka Centre, mengatakan Mahathir memberikan keyakinan kepada pengundi (pemilih).

“Pengundi yang sebelum ini mungkin takut-takut dan juga dipengaruhi oleh identitas politik namun kini berani melakukan perubahan dan terus memilih calon-calon Pakatan Harapan,” kata  Ibrahim,seperti diansir BBC News Indonesia.

Ibrahim meyakini, meskipun Mahathir adalah tokoh masa lalu yang sangat berperan dalam pembentukan koalisi pemerintah Barisan Nasional, pemerintahan hasil pemilu kali ini akan berbeda.

“Pada waktu ini koalisi yang dipimpin Dr Mahathir Mohammad adalah terdiri dari berbagai partai dan tidak ada yang memiliki mayoritas yang dominan.Mereka bergerak dalam satu partnership (kemitraan) yang lebih equal (seimbang),” katanya.

“Ini adalah suatu perkara yang baru, tidak pernah ditemui masyarakat Malaysia. Jadi perubahan yang kira saksikan ini merupakan perkara yang begitu unprecedented (belum pernah ada sebelumnya),” tegas Ibrahim.

Selain memilih anggota parlemen nasional, pemilihan umum Malaysia juga menentukan wakil-wakil rakyat di tingkat negara bagian. Partai atau gabungan partai yang menang untuk pemilihan negara bagian maka ia akan memerintah negara bagian tersebut.

Menjelang pemilu, Najib Razak menghadapi berbagai masalah, termasuk dugaan korupsi, keluhan warga atas kenaikan biaya hidup, dan ketegangan antaretnik.

TL/Dewi Ria Angela