Pemkab Lampung Tengah Tingkatkan Anggaran Infrastruktur Jalan dan Irigasi

Bagikan/Suka/Tweet:
Perbaikan infrastruktur jalan di Lampung Tengah

TERASLAMPUNG.COM–Hampir semua aktivitas manusia selalu
berhubungan dengan jalan, baik berupa perpindahan barang dari suatu tempat ke
tempat lain maupun pergerakan orang untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Tak dapat dimungkiri, peran jalan sebagai bagian
dari sistem transportasi selain akan menunjang pengembangan suatu wilayah juga
dapat meningkatkan daya saing suatu wilayah, sekaligus akan meningkatkan
keunggulan kompetitif wilayah tersebut, karena barang dan orang dapat diangkut
dengan lebih aman, cepat, murah dan tepat.

Tuntutan fungsi jaringan jalan
semakin diperkuat dengan berlakunya UU No.22 tahun 2009 tentang Lalu-lintas
Angkutan Jalan, yang mengharuskan seluruh pemerintah pusat maupun daerah
bertanggungjawan terhadap keberadaan kualitas jalan terkait dengan pelayanan,
kelancaran dan keselamatan pengguna jalan.

Terkait dengan betapa pentingnya jalan dalam mendukung
pembangunan daerah, Pemerintah Kabupaten Lampung Tengah terus berupaya
meningkatkan pembangunan infrastruktur jalan. Keseriusan tersebut tergambar
dari terus meningkatnya anggaran yang dialokasikan pada sektor pekerjaan umum
khususnya pembangunan infrastruktur jalan. 
Tahun 2011 anggaran untuk
pembangunan infrastruktur jalan hanya sebesar Rp74 miliar lebih, meningkat
di tahun 2012 menjadi Rp129 miliar. Pada tahun
2013 anggaran untuk
pembangunan infrastruktur jalan kembali meningkat sebesar
Rp165 miliar lebih, dan tahun 2014 mencapai
Rp229 miliar.
Menurut Bupati, masih
rendahnya kualitas dan kuantitas infrastruktur jalan dan jembatan,  tidak terlepas dari panjang ruas
jalan yang harus dikelola serta jumlah jembatan yang cukup banyak, kurang
sebanding dengan alokasi anggaran yang dipergunakan untuk pembangunan dan
pemeliharaan jalan, serta jembatan. 
Selain itu juga masih kurang
tertibnya pengguna jalan untuk mematuhi tonase yang telah ditentukan, sehingga
perlu penertiban bagi pengguna jalan yang melanggar tonase (kelebihan muatan)
agar kondisi jalan tetap terjaga.
”Anggaran untuk pembangunan infrastruktur jalan terus
meningkat walaupun belum mampu memenuhi kebutuhan riel. Kerusakan jalan saat
ini terjadi diantaranya akibat volume kendaraan yang melintas semakin meningkat
dengan kafasitas muatan yang melampaui tonase yang tidak sesuai dengan
kemampuan daya dukung jalan,”kata Bupati Lampung Tengah H.Ahmad Pairin.  
Secara
umum, keberhasilan
pembangunan di bidang prasarana jalan dilihat dari jalan kabupaten yang
kondisinya baik. Sampai dengan tahun 2014 ruas jalan kabupaten sepanjang
3.041,90  km, dari jumlah tersebut yang
kondisinya baik mencapai 58,36 persen. Bila dibandingkan dengan tahun 2013 ruas
jalan kabupaten yang kondisinya baik mengalami peningkatan  sebesar 2,87 persen.
Kondisi ini kerena adanya upaya pembangunan, pemeliharaan dan
peningkatan jalan yang dilaksanakan secara
bertahap. Namun harus diakui, tingkat
kerusakan jalan masih cukup tinggi, hal ini tidak terlepas dari beban jalan
yang semakin hari semakin meningkat, sementara
kesadaran pengguna jalan dalam menaati ketentuan
tonase kendaraan masih
sangat rendah. Sehingga, tidak sedikit pula jalan yang
tadinya sudah diperbaiki kembali mengalami kerusakan akibat kendaraan yang
melintasi over tonase.
Sementara pembangunan
di bidang pekerjaan umum, khususnya pengelolaan sumberdaya air
dan jaringan irigasi dilihat dari kondisi jaringan
irigasi kabupaten kondisinya baik. Sampai dengan tahun 2014 jaringan irigasi di
Kabupaten Lampung Tengah sepanjang 2.899.671 meter meliputi Jaringan Irigasi
Primer 486.207 meter, Irigasi Sekunder
664.982 meter dan Irigasi Tersier 1.748.482 meter atau sama dengan
tahun 2013 yaitu sepanjang 2.899.671 meter meliputi Jaringan Irigasi Primer
486.207 meter, Sekunder 664.982 meter dan Tersier 1.748.482 meter.
Dari jumlah tersebut pada tahun 2014
jaringan irigasi primer yang kondisinya baik mencapai 75,63 persen atau sama
dengan tahun 2013 karena pada tahun 2014 untuk jaringan irigasi primer hanya
dilakukan pemeliharaan rutin berkala dan pengembalian fungsi irigasi, 
Jaringan
Irigasi Sekunder mencapai 73,47 persen atau meningkat sebesar 1,17 persen
dibanding tahun 2013 sebesar 72,30 persen, sedangkan irigasi tersier yang
kondisinya baik hanya 24,47 persen atau meningkat 2,27 persen dibanding pada
tahun 2013 sebesar 22,20 persen.
DAS Way Seputih
Rusakan daerah tangkapan air (catchment area) pada kawasan hutan di daerah hulu sungai menjadi masalah hingga saat ini,
sehingga ketersediaan air semakin berkurang tergantung pada musim hujan.
Kondisi ini, tentunya perlu
upaya koordinasi antara pemerintah
pusat, pemerintah propinsi dan pemerintah kabupaten untuk memelihara daerah
tangkapan air guna menjamin ketersediaan air bagi kebutuhan irigasi pertanian.
”Selama
ini untuk peningkatan perawatan jaringan irigasi, kita masih mengalami keterbatasan  alat berat
seperti bachoe atau excavator untuk penanganan pembersihan sedimentasi pada
saluran induk serta untuk penanganan darurat, sehingga perlu adanya pengadaan
alat berat untuk mempermudah pemeliharaan jaringan irigasi,”katanya.
Hasil
yang dicapai dari pengelolaan sumberdaya air dan jaringan irigasi yaitu
memberikan pelayanan irigasi pada Daerah Irigasi (D.I) Way Seputih seluas
14.612 ha,
Daerah Irigasi Way Pengubuan seluas 3.500,75 ha, Daerah Irigasi Punggur
Utara seluas 20.117 ha, Daerah Irigasi Bekri dan Daerah
Irigasi Rumbia seluas 10.106 ha,
Daerah Rawa seluas kurang lebih 2.065 ha, Daerah Irigasi Sederhana seluas 5.931
ha dan Daerah Irigasi Kampung (169 D.I.) seluas 18.052 Ha.
Secara
umum pada tahun 2014 jumlah sawah yang mendapatkan pelayanan air irigasi seluas
68.828 ha, atau 79,16 persen dari luas sawah yang ada yaitu sebesar 86.943,125
ha . Kondisi ini mengalami peningkatan dibanding tahun 2013 yang sebesar 78,094
persen dari luas sawah sebesar 99.803 ha.
Pada subsektor pengelolaan
sumberdaya air dan jaringan irigasi, keberhasilan pembangunan jaringan irigasi tidak
terlepas dari dukungan dan peran Perkumpulan
Petani Pemakai Air (P3A) yaitu kelompok petani yang peduli akan keberadaan dan
kelangsungan jaringan irigasi. Peran P3A sangat penting dalam upaya menjaga
fungsi jaringan irigasi, utamanya jaringan irigasi tersier, serta
menjaga distribusi air irigasi sesuai dengan pola tanam yang telah ditetapkan.
”Kondisi jaringan irigasi dan keberadaan
kelompok P3A sangat berperan dalam peningkatan produksi pertanian di Lampung
Tengah utamanya produksi padi, sehingga predikat Lampung Tengah sebagai salah satu
lumbung pangan di Propinsi Lampung tetap terjaga,”tandas Bupati. 

ADVETORIAL