Zainal Asikin | Teraslampung
BANDARLAMPUNG—Pendiri Negara Islam Indonesia (NII) Crisis Center, Ken Setiawan, menilai sel-sel aktif terorisme diindikasi masih terus berkembang dan aktif diberbagai daerah di Indonesia. Ia juga mengindikasikan, ledakan bom bunuh diri yang terjadi di Mapolsek Astana Anyar, Bandung, Jawa Barat, Rabu pagi (7/12/2022) kemarin sebagai pemanasan menjelang perayaan Natal danTahun Baru (Nataru) 2023.
“Untuk itu, perlu diwaspadai gerakan-gerakan terorisme saat perayaan jelang Nataru 2023,”kata Ken Setiawan dalam keterangan tertulisnya kepada teraslampung.com, Kamis (8/12/2022).
Menurut Ken, indikasi tersebut, ditandai dengan para pelaku terorisme di beberapa wilayah di tanah air (Indonesia) yang telah ditangkap oleh tim Densus 88 Anti Teror Mabes Polri baru-baru ini.
Terlebih, kata Ken, saat menjelang perayaan Nataru 2023 mendatang, menjadi situasi sangat riskan dan harus dikawal ketat agar perayaan hari besar keagamaan dan pergantian tahun dapat berjalan dengan aman dan nyaman.
“Saya mengharapkan, seluruh jajaran aparat keamanan agar meningkatkan kewaspadaan terhadap pergerakan jaringan teroris,”ujarnya.
Ken menceritakan, saat dua hari menjelang lebaran 1421 Hijriyah, bom meledak serentak di sejumlah gereja di Indonesia bersamaan dengan berlangsungnya Misa Natal pada Minggu 24 Desember 2000 silam.
Kemudian sepekan jelang perayaan Paskah tahun 2021 lalu, ada dua terduga pelaku teroris meledakkan bom bunuh diri didepan Gereja Katedral di Makasar, Sulawesi Selatan.
“Tentunya, peristiwa tersebut menambah deretan panjang kasus serangan bom yang menyasar gereja di Indonesia,”pungkasnya.