Zainal Asikin/Teraslampung.com
Ilustrasi |
BANDARLAMPUNG-Kasus penganiayaan menggunakan popor senjata api terhadap Mursalin, anggota DPRD Pesawaran dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan dua warga Desa Way Harong, Kecamatan Kedondong, Kabupaten Pesawaran yang terjadi satu hari jelang pencoblosan Calon Bupati Pesawaran, Selasa (8/12/2015) sekitar pukul 00.30 WIB diduga berlata belakang politik dan kampanye hitam (black campaign).
Kabid Humas Polda Lampung, AKBP Sulistyaningsih mengatakan, mendapat laporan adanya penganiayaan menggunakan senjata api terhadap korban seorang anggota dewan dari partai PPP dan dua orang warga Desa Way Harong, petugas langsung datang kelokasi kejadian melakukan olah
tempat kejadian perkara (TKP).
“Dari kasus itu, petugas sudah melakukan pemeriksaan terhadap para saksi. Tiga saksi dari korban, empat saksi lain yang ada pada saat kejadian yang membawa korban ke Rumah Sakit Umum Abdoel Muluk (RSUAM),”kata Sulis saat ditemui diruangannya, Jumat (11/12).
Dari hasil olah tempat kejadian perkara (TKP), kata Sulis, petugas telah mengumpulkan beberapa barang bukti yang ditemukan seperti dua butir selongsong peluru, empat butir peluru jenis kaliber 9 MM dan satu buah magazen senjata jenis FN.
“Untuk mengungkap kasus tindak pidana penganiayaan, petugas akan segera melakukan gelar perkara dan memburu pelaku penganiayaan,”ungkapnya.
Berdasarkan catatan kepolisian, peristiwa penganiayaan tersebut terjadi satu hari menjelang pencoblosan Pilkada serentak calon Bupati Pesawaran, Selasa (8/12/2015) sekitar pukul 00.30 WIB.
Awalnya, koban Mursalin bersama. Beberapa warga Desa Way Harong sedang duduk dan berbincang-bincang di pinggir jalan Desa. Taklama kemudian, melintas dua kendaraan mobil jenis Fortuner BE 1343 EH dan Nisan Xtrail belum di ketahui plat nomor polisinya.
Diduga orang yang menggunakan kendaraan tersebut, menyebarkan selebaran foto dan tulisan salah satu kandidat calon Bupati Pesawaran. Selebaran itu, bergambar calon bupati yang sedang mabuk minuman keras dan menggunakan narkoba serta gaya hidup istrinya.
Korban dan warga mencoba menghentikan laju kendaraan mobil dengan menghampiri mobil tersebut. Dari dalam mobil, keluar empat orang laki-laki dengan perawakan tinggi besar yang tidak dikenal. Mereka langsung mengeluarkan senjata api dan meletuskan tembakan ke udara sebanyak delapan kali tembakan.
Tidak hanya itu, mereka juga memukuli Mursalin dan warga. Akibatnya, Mursalin dan seorang warga mengalami luka robek dibagian kepala akibat di pukul popor senjata api dan sempat menjalani perawatan di Puskesmas setempat.
Tidak terima atas perlakuan tersebut, Mursalin dan dua warga yang menjadi korban penganiayaan melaporkan kejadian itu ke Mapolsek Kedondong.