TERASLAMPUNG.COM — Tokoh pejuang yang pernah menjadi pengawal Bung Karno, Maulwi Saelan, meninggal dunia dalam usia 90 tahun, di RSPP, Jakarta, Senin malam pukul 18.30 WIB.
Kabar meninggalnya tokoh nasional yang pernah turut mengharumkan nama Indonesia du dunia sepakbola itu pertama diunggal oleh penggiat studi sejarah dan pengelola majalah Historia, Hendi Jo melalui akun Facebook dan Bonnie Triyana lewat akun Twitternya.
“Pak Maulwi Saelan (eks pengawal Bung Karno dan veteran petarung Perang Kemerdekaan) meninggal. Kami memang terus melanjutkan rapat redaksi tapi tentunya diam-diam kami merasa sedih harus kembali kehilangan narasumber langka dan saksi penting sejarah. Saya kenal nama Maulwi Saelan pertama kali saat kelas 5 SD (1987) bukan sebagai salah satu komandan Resimen Tjakrabhirawa, tapi sebagai kiper legendaris Indonesia era 1950-an,” tulis Hendi.
Sementara Bonnie lewat cuitannya di akun @BonnieTriyana menulis: “Maulwi Saelan, Mantan Pengawal Bung Karno dan Kapten Timnas PSSI wafat pukul 18:30 tadi di RSPP”.
Sebelum wafat, Maulwi sempat dirawat cukup lama di RS Pertamina.
Pada masa mudanya, legenda sepak bola Indonesia seangkatan dengan Ramang yang lahir di di Makassar, 8 Agustus 1926, ini terkenal sebagai penjaga gawang andal. Pada eranya, ia termasuk penjaga gawang yang sangat disegani di kawasan Asia. Di tim PSSI, Saelan satu angkatan dengan Ramang, The San Liong, dan Djamiat. Salah satu prestasi PSSI di era Saelan adalah ketika tim Indonesia berhasil menahan Uni Sovyet 0-0 di perhelatan Olympiade 1956 di Melbourne, Australia
Christianto Wibisono, wartawan Harian KAMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia) yang kemudian menjadi wartawan Tempo dan kini dikenal sebagai pakar ekonomi, mencatat Maulwi Saelan pernah menjadi penjaga gawang PSSI waktu duel dengan Uni Soviet di Olimpiade Melbourne 1956 tanpa gol , pertandingan draw 0-0.
“Waktu diulang PSSI kalah 4-0. tapi pertandingan draw 0-0 tetap merupakan legenda yang tidak bisa hilang dari catatan sejarah,” tulis Christianto.
Kehabatan Maulwi Saelan dan dedikasinya kepada Indonesia menginspirasi seniman-budayawan Eros Djarot untuk membuat film tentang jejak Saelan. Hal itu diungkapkan Eros di salah satu grup WhatsApp.
“Satu lagi orang baik, pejuang pengikut Bung Karno, pengawal setia ajaran Bung Karno meninggalkan kita semua. Selamat jalan Om Saelan.. Jejak langkahmu selalu terekam di hati kami” kata Eros Djarot.
“Film yang kita rencanakan akan tetap saya usahakan terjadi ….! RIP Om…doa khusukku mengantar kepergianmu…semoga Allah swt mendekapmu dipangkuanNYA..amiin,” tambahnya