| Sekretaris RUMAN Aceh, Riski Sopya S.Pd., (kedua dari kanan) menerima buku dari Abdul Hamid M Djamil Lc (kedua dari kiri) di ruang pustaka RUMAN. |
BANDA ACEH, Teraslampung.com — Penulis buku “Seperti
Inilah Islam Memuliakan Wanita”, Abdul Hamid M. Djamil Lc., mengunjungi
Lembaga Pendidikan Rumah Baca Aneuk Nanggroe (RUMAN) di Gampong Punge Blang
Cut, Kecamatan Jaya Baru, Banda Aceh
baru-baru ini .
Inilah Islam Memuliakan Wanita”, Abdul Hamid M. Djamil Lc., mengunjungi
Lembaga Pendidikan Rumah Baca Aneuk Nanggroe (RUMAN) di Gampong Punge Blang
Cut, Kecamatan Jaya Baru, Banda Aceh
baru-baru ini .
Kunjungan spesial dari penulis muda Aceh
jebolan Universitas Al Azhar Mesir itu diterima oleh Sekretaris RUMAN Aceh,
Riski Sopya S.Pd., didampingi beberapa pengajar PAUD (Pendidikan Anak Usia
Dini) / TK (Taman Kanak-kanak) dan Bimbingan Belajar gratis RUMAN.
jebolan Universitas Al Azhar Mesir itu diterima oleh Sekretaris RUMAN Aceh,
Riski Sopya S.Pd., didampingi beberapa pengajar PAUD (Pendidikan Anak Usia
Dini) / TK (Taman Kanak-kanak) dan Bimbingan Belajar gratis RUMAN.
Hamid mengungkapkan, sejak masih di
Kairo dia sudah bertanya-tanya tentang RUMAN. Oleh karena itu, salah satu
agenda yang dia lakukan sekembalinya ke tanah air adalah mengunjungi base camp
RUMAN. Baginya, RUMAN merupakan sebuah tempat yang sangat berkah, damai, dan
penuh keceriaan.
Kairo dia sudah bertanya-tanya tentang RUMAN. Oleh karena itu, salah satu
agenda yang dia lakukan sekembalinya ke tanah air adalah mengunjungi base camp
RUMAN. Baginya, RUMAN merupakan sebuah tempat yang sangat berkah, damai, dan
penuh keceriaan.
“Bagaimana tidak, di tempat ini
anak orang kaya dan miskin bisa ketawa bersama. Yang tinggal di istana dengan
yang nginap di gubuk bisa menikmati kesenangan bersama. Yang membuat aku
terharu, bahkan menitikkan air mata adalah RUMAN sama sekali tidak ingin
bawa-bawa proposal. Tapi murni bantuan langsung dari kantong sahabat-sahabat
yang tulus berbagi. Jarang-jarang loh ada instansi pendidikan seperti
ini”, ujarnya.
anak orang kaya dan miskin bisa ketawa bersama. Yang tinggal di istana dengan
yang nginap di gubuk bisa menikmati kesenangan bersama. Yang membuat aku
terharu, bahkan menitikkan air mata adalah RUMAN sama sekali tidak ingin
bawa-bawa proposal. Tapi murni bantuan langsung dari kantong sahabat-sahabat
yang tulus berbagi. Jarang-jarang loh ada instansi pendidikan seperti
ini”, ujarnya.
Sementara itu Riski Sopya, Sekrataris
RUMAN Aceh mengucapkan terima kasihnya atas atensi dan apresiasi Hamid. Riski
juga menjelaskan, sekarang ada 6 kegiatan RUMAN rutin yang dapat diakses
masyarakat secara gratis. Yaitu, pustaka komunitas, bimbingan belajar, MIBARA
(minggu baca rame-rame), rumah pustaka, PAUD/TK dan TESA PELAN (tebar sarapan
penyapu jalan).
RUMAN Aceh mengucapkan terima kasihnya atas atensi dan apresiasi Hamid. Riski
juga menjelaskan, sekarang ada 6 kegiatan RUMAN rutin yang dapat diakses
masyarakat secara gratis. Yaitu, pustaka komunitas, bimbingan belajar, MIBARA
(minggu baca rame-rame), rumah pustaka, PAUD/TK dan TESA PELAN (tebar sarapan
penyapu jalan).
“Komitmen kita dari awal menjadikan RUMAN
sebagai sarana berbagi yang berdiri di atas dan untuk semua golongan. Kita
menggunakan prinsip hana fee (tidak ada fee) dalam mengelola kepercayaan
kawan-kawan”, tutur Riski yang Agustus 2015 lalu mewakili Aceh dalam seleksi
nasional Organisasi Sosial Berprestasi oleh Kementrian Sosial di Jakarta.
sebagai sarana berbagi yang berdiri di atas dan untuk semua golongan. Kita
menggunakan prinsip hana fee (tidak ada fee) dalam mengelola kepercayaan
kawan-kawan”, tutur Riski yang Agustus 2015 lalu mewakili Aceh dalam seleksi
nasional Organisasi Sosial Berprestasi oleh Kementrian Sosial di Jakarta.
Di akhir kunjungannya, Hamid mewakafkan
karya terbarunya, “Seperti Inilah Islam Memuliakan Wanita” kepada
RUMAN Aceh. Buku setebal 148 halaman itu diterbitkan oleh Elex Media Komputindo
Kompas Gramedia Jakarta pada Februari 2016.
karya terbarunya, “Seperti Inilah Islam Memuliakan Wanita” kepada
RUMAN Aceh. Buku setebal 148 halaman itu diterbitkan oleh Elex Media Komputindo
Kompas Gramedia Jakarta pada Februari 2016.
“RUMAN tidak pernah meminta agar saya
mewakafkan buku. Tapi hati nurani saya berkata, apa yang saya tulis itu akan
sia-sia jika tidak ada yang baca. Itulah alasan mengapa buku terbaru ini saya
wakafkan ke Ruman”, pungkas Hamid tersenyum.
mewakafkan buku. Tapi hati nurani saya berkata, apa yang saya tulis itu akan
sia-sia jika tidak ada yang baca. Itulah alasan mengapa buku terbaru ini saya
wakafkan ke Ruman”, pungkas Hamid tersenyum.
