Persiapan Kongres Kesenian Indonesia III “Digodok” di Bandung

Bagikan/Suka/Tweet:
Rapat persapan Kongres Kesenian di Bandung, Rabu (10/12).

BANDUNG, Teraslampung.com — Direktorat Pembinaan Kesenian dan Perfilman, Dirjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengadakan Rapat Persiapan Kongres Kesenian Indonesia (KKI) III. Rapat ini diadakan di hotel Savoy Homann, Bandung, 10-12 Desember 2014.

Dalam kegiatan ini panita mengundang perwakilan pelaku seni dari tiap propinsi untuk membahas hal-hal yang dipandang perlu disiapkan menjelang Kongres Kesenian Indonesia III yang akan diadakan tahun depan. KKI pertama diadakan tahun 1995 dan KKI kedua diadakan 2005.

Dalam Acuan Rapat Persiapan KKI III ini dijelaskan bahwa isi dan pokok bahasan KKI tahun depan adalah Reaktualisasi dan Refungsionalisasi  Kesenian di Tengah Arus Perubahan. Dalam rapat, tema ini langsung mendapat  tanggapan dari beberapa peserta.

Kegiatan ini bertujuan mengakomodasi masukan dari kalangan pelaku seni berupa rekomendasi yang dapat dijadikan acuan bagi penyusunan dan penetapan kebijakan pemerintah dalam pembangunan di bidang kesenian, menumbuhkembangkan pemahaman bersama yang lebih komprehensif antara pemangku kepentingan dalam bidang kesenian (seniman, kritikus, akademisi, birokrasi) dalam memandang dan memperlakukan kesenian maupun kegiatan berkesenian di tengah kehidupan berbangsa bernegara.

Selain itu, terjalinnya dialog yang sehat dan konstruktif antara semua kalangan yang terlibat dalam kesenian dalam kerangka kesadaran memandang kesenian.

Rapat ini diharapkan tidak semata membicarakan masalah-masalah kesenian an sich, tetapi bagaimana melihat persoalan-persoalan itu dalam konteks kekinian. Untuk itulah para insan seni diminta merumuskan isu dan pokok bahasan yang akan dibawa dalam KKI III tahun depan.

Tema kongres tahun depan dipilah menjadi 3 sub tema, yaitu: Pembacaan dan Pemetaan: Kesenian dan Kegiatan Berkesenian di Tengah Realitas Kekinian, Kesenian dan Persoalan Mendasar Bangsa, Kesenian dan Politik Kesenian.

Sejumlah saran, usulan, dan kritik bermunculan dari perwakilan daerah. Chavchay Syaifullah (Banten) mengapungkan kembali wacana Dewan Kesenian Nasional atau Dewan Kesenian Indonesia, Saut Situmorang (Yogyakarta) mengingatkan dua hal, reaktualisasi dan refungsionalisasi negara terhadap kesenian itu sendiri, juga pentingnya semacam arts council dari pemerintah yang fungsi utamanya menyediakan dana untuk pelaku seni.

Halim HD (Jatim) mendedahkan minimnya dan pentingnya ruang publik bagi kesenian. Masukan-masukan lain mayoritas mengkritisi sekaligus mengingatkan peran dan fungsi pemerintah terhadap kesenian. Seniman yang hadir dalam kegiatan ini seperti Embie C Noor, Tisna Sanjaya, Taufil Ikram Jamil, Anwar Putra Bayu, Hikmat Gumilar, Arie F Batubara, dll.

Rapat dilakukan dalam beberapa sesi/Moderator sesi pertama Ahda Imran n Benny Johanes. Sesi lainnya dimoderatori  Suhendi Afriyanto, Halim HD, Fathul, Irawan Karseno, dan Ahmad Syubanuddin Alwy.

Pada rapat tersebut tiap provinsi diwakili seorang wakil pelaku kesenian. Provinsi Lampung diwakili cerpenis M. Arman AZ.