Dr Eng IB Ilham Malik
Pertemuan Apeksi (Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia) di Kota Bandar Lampung di akhir bulan Mei 2022 tentu diharapkan dapat menghasilkan kesepakatan dan komitmen bersama. Misalnya tentang target tahunan Apeksi yang terukur dan terlembagakan. Contoh program tahunan yang harus mereka capai dalam setiap tahunnya adalah: penambahan 10 Ha RTH, normalisasi dan naturalisasi sungai 3 KM, penurunan suhu udara kota, penurunan produksi sampah 100 ton, penambahan 20 unit bus, pembangunan 5 KM jalur sepeda dan pedestrian, pembangunan sanitasi komunal di 10 kelurahan, dan sebagainya.
Programnya tentu harus ambisius namun menjadi tepat karena akan ada kelembagaan yang dibentuk untuk memonitoring dan evaluasi capaian setiap tahunnya. Dan setiap tahun juga diberi penghargaan pada kota yang mampu mencapai target, memberikan penghargaan kepada semua pihak yang dianggap membangun kesadaran tentang kota yang berkelanjutan, humanis dan modern.
Beberapa tahun lalu telah ada program Kota Inklusif dan sebagainya. Tahun ini bahkan digagas penyelesaian masalah ekonomi. Tetapi perlu ada dua penguatannya.; yaitu , pertama, adanya program yang terukur. Kedua, dibentuknya kelembagaan yang memberikan reward and punishment.
Saya belum bisa meneruskan pembahasan ini. Saya masih menaruh harapan APEKSI di Bandar Lampung menjadi pijakan awal mempertegas capaian. Bappenas, KemenPUPR dan Kemenkeu harusnya terlibat. Dan jajaran BUMN plus BUMD harusnya bergerak berkonsolidasi membahas semua kemungkinan dan keharusan. ***
*Dr Eng IB Ilham Malik, Kepala Pusat Riset dan Inovasi Smart Metropolitan & Growth Center (Purino Metropolitan) Institut Teknologi Sumatera