TERASLAMPUNG.COM — Badan Penerbangan Federal Amerika Serikat (FAA) mengatakan kepada berbagai maskapai bahwa mereka yakin model Boeing 737 Max 8 laik terbang, walau terjadi dua kecelakaan mematikan dalam enam bulan.
Pesawat Ethiopian Airlines ET-302 yang sedang dalam perjalanan ke Nairobi jatuh enam menit setelah lepas landas dari Addis Ababa pada Minggu (10/03), menewaskan 157 orang.
Insiden itu menyusul jatuhnya pesawat Lion Air JT-610 pada Oktober 2018 lalu yang menewaskan 189 orang.
Sejumlah kalangan dalam komunitas penerbangan telah meminta pesawat tersebut dilarang terbang untuk sementara, selama dilakukan penyelidikan secara menyeluruh.
Akan tetapi pada Senin malam, Badan Penerbangan Federal Amerika Serikat (FAA) “melanjutkan notifikasi laik terbang” yang menyebutkan pesawat model itu aman untuk diterbangkan.
Pemerintah Indonesia, Cina, dan Etiopia pada Senin (11/03) memerintahkan para maskapainya untuk menangguhkan penerbangan pesawat model tersebut. Maskapai lain tetap menerbangkan 737 Max 8 setelah Boeing menyatakan bahwa pesawat tersebut aman.
Saham di Boeing anjlok sebesar 12,9% pada Senin, menyusul kecelakaan Ethiopia Airlines.
Kata Badan Penerbangan AS
Menteri Transportasi AS, Elaine Chao, berkata bahwa FAA akan “segera mengambil langkah yang tepat” jika suatu kecacatan ditemukan pada pesawat.
Kepala FAA Dan Elwell mengatakan, notifikasi tersebut “memberi tahu komunitas internasional di mana posisi kami dan (memberikan) … satu jawaban bagi seluruh komunitas”.
Paul Hudson, presiden FlyersRights.org dan anggota Komite Penasihat Pembuat Aturan Penerbangan FAA, meminta pesawat tersebut dilarang terbang.
“Sikap ‘tunggu dan lihat’ FAA membahayakan nyawa serta reputasi keamanan industri penerbangan AS,” kata Hudson dalam sebuah pernyataan pada hari Senin.