Pilpres 2014: Ada Opsi Partai Demokrat Dukung Jokowi atau Prabowo

Bagikan/Suka/Tweet:
SBY pada forum Rapimnas Partai Demokrat, Minggu (18/5).

Bambang Satriaji, R. Usman/Teraslampung.com

JAKARTA – Hingga  Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Demokrat hampir berakhir, Minggu malam (18/5), di Hotel Sultan, Jakarta, partai besutan Susilo Bambang Yudhoyono itu masih bimbang menentukan langkah menghadapi Pemilu Presiden Juli 2014 mendatang. Para petinggi Demokrat masih bimbang untuk memilih berkoalisi dengan partai lain untuk menganjukan pasangan capres-cawapres atau menarik diri sebagai partai oposisi.

Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat,  Ramadhan Pohan, mengatakan dalam rapimnas Minggu sianb hingga pukul 19.00 WIB, seluruh perwakilan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) menyampaikan pandangan kepada Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Rapat akan dilanjutkan setelah istirahat pukul 19.00 WIB.

“Intinya ada lima opsi yang beredar di dalam, tapi sekarang tinggal dua opsi. Dan keputusannya kita serahkan kepada Ketum (SBY) nanti,” kata Ramadhan.

Opsi yang muncul di Rapimnas Partai Demokrat, pertama Partai Demokrat bekoalisi dengan PDI Perjuangan untuk mendukung Joko Widodo (Jokowi) sebagai calon presiden.

Opsi kedua, berkoalisi dengan Partai Gerindra untuk mengusung Prabowo Subianto sebagai capres. Opsi ketiga berkoalisi dengan Partai Golkar untuk mengusung Aburizal Bakrie menjadi capres, opsi keempat membuat poros baru, dan opsi kelima menjadi oposisi.

“Nah, saat ini tinggal dua opsi, yaitu opsi membuat poros baru dan opsi untuk netral (oposisi),” katanya.

Ramadhan belum mau menjelaskan secara detail alasan Demokrat belum memutuskan bergabung dengan partai yang selama ini sudah dijajaki.
Sebelumnya sempat beredar Partai Demokrat akan berkoalisi dengan Partai Golkar untuk mengusung Aburizal Bakri-Pramono Edi Wibowo sebagai capres-cawapres. Kabar itu santer beredar setelah Ical, sapaan akrab Aburizal Bakri, bertemu SBY pada Sabtu kemarin (17/5).

Kabar itu seolah terbantahkan dengan sendirinya dengan kehadiran Ical di rumah Megawati Soekarnoputri, Minggu malam. Kedatangan Ical di rumah Mega bisa menjadi pertanda bahwa Ical menutup harapan berkoalisi dengan Demokrat dan mendukung Jokowi sebagai capres. Risikonya, Ical tidak mendapatkan apa-apa dari koalisi Golkar-PDIP.