PKS: Penanganan DBD Harus Serius Seperti Coved-19

Bagikan/Suka/Tweet:

TERASLAMPUNG.COM — Ketua Fraksi PKS DPR RI Jazuli Juwaini meminta Pemerintah secara aktif menangani merebaknya wabah Demam Berdarah Dangue (DBD) yang telah menewaskan hampir 100 orang lebih. Ironisnya korban akibat DBD ini terjadi hampir setiap tahun.

“Penanganan terhadap DBD sama pentingnya dengan penyebaran virus coved-19. Selain proses edukasi yang memadai kepada publik, Pemerintah juga harus serius dan cepat tanggap dalam pengobatan agar korban jiwa tidak terus bertambah,” kata Ketua Fraksi PKS DPR RI, Jazuli Juwaini, di Jakarta, Kamis,  12 Maret 2020.

Jazuli mengatakan, data dari Kementerian kesehatan (Kemenkes) menunjukkan bahwa kasus DBD di Indonesia dari bulan Januari-Maret berjumlah sekitar 17.820 kasus dengan jumlah kematian mencapai 104 orang.

Hal ini jauh lebih banyak daripada virus Corona yang mencapai 34 kasus dengan kematian 1 orang. Dari 17.820 kasus, Lampung (3.423 kasus) , NTT (2.711 kasus), dan Jawa Timur (1.761 kasus) merupakan provinsi yang banyak terkena dampak dari penyakit DBD tersebut.

“Jumlah kasus ini naik lebih dari dua kali lipat dibanding tahun lalu pada bulan yang sama. Hal ini menunjukan bahwa perhatian dan penanganan Pemerintah terkait DBD lemah,” tutur Jazuli.

Untuk itu lanjut Aleg Dapil Banten III ini meminta pemerintah harus segera melakukan penanganan terhadap wabah DBD. Salah satunya adalah mempersiapkan dan menyiagakan rumah sakit untuk antisipasi peningkatan kasus DBD. Pemerintah juga harus memastikan agar alkes dan faskes dapat berfungsi optimal.

Pada daerah yang terdampak parah, seperti NTT, pemerintah harus bergerak cepat mengirimkan bantuan dan tenaga kesehatan seperti dokter guna menangani wabah DBD.

“Jika pemerintah gagal melakukan ini, bukan tidak mungkin kasus DBD akan melonjak drastis dan dapat merata secara nasional. Beban pemerintah akan semakin berat terutama dalam menghadapi wabah yang penyebarannya lebih cepat seperti Corona. Untuk itu, pemerintah sudah saatnya bertindak cepat dan tepat,” katanya.