Polda Lampung Gelar Simulasi Penanganan Konflik

Bagikan/Suka/Tweet:

Kalianda, teraslampung.com—Polda Lampung menggelar Simulasi Penanganan dan Penanggulangan Konflik Sosial, di Lapangan Cipta Karya Kecamatan Kalianda, Kabupaten Lamsel, Selasa(22/01/2014).

Simulasi tersebut melibatkan ratusan personel kepolisian gabungan dari sejumlah Polres Kabupaten/kota di wilayah Lampung serta Kodim 0421. Para personel yang diterjunkan diantaranya pasukan Gegana, Dalmas, Shabara dan beberapa Penembak Jitu.

Kapolda Lampung Brigjen. Heru Winarko dalam sambutannya mengatakan simulasi ini adalah
latihan yang dilakukan apabila rembuk pekon (desa) atau musyawarah desa tidak bisa menyelesaikan masalah yang terjadi di masyarakat, sehingga menimbulkan konflik komunal yang mengarah ke konflik horizontal.

“Simulasi ini sebagai salah satu upaya Polda mengantisipasi konflik di Lampung,” kata Heru.

Kapolda mengatakan pelibatan tokoh masyarakat, tokoh agama, dan tokoh adat sangat penting agar konflik sosial tidak terjadi di daerah.

Bupati Lampung Selatan Rycko Menoza mengatakan, melalui kegiatan simulasi ini akan dapat semakin meningkatkan kewaspadaan khususnya dalam menjaga keamanan, ketertiban, dan gangguan-gangguan yang dapat menimbulkan ketidaknyamanan bagi masyarakat.

Menurut Bupati, Kabupaten Lampung Selatan masih tergolong daerah rawan konflik. Banyak faktor penyebabnya, seperti kondisi sosial, ekonomi, demografis yang dapat memicu munculnya konflik-konflik tersebut.

“Keanekaragaman suku, agama, dan budaya, pada satu sisi  merupakan suatu kekayaan dan potensi yang secara langsung maupun tidak langsung dapat memberikan kontribusi positif bagi upaya menciptakan kesejahteraan masyarakat,” kata Rycko.

Rycko menegaskan konflik sosial bisa berdampak buruk bagi kehidupan sosial, apalagi jika terdapat kondisi serta dinamika kehidupan sosial dan perekonomian masyarakat. Sebab itu, kata Ricko, ia mengapresiasi langkah Polda Lampung menggelar simulasi penanganan konflik ini.

“Kegiatan simulasi ini akan semakin peningkatkan kewaspadaan kita dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat,” ujarnya.

Konflik sosial pernah terjadi di Way Panji, Lampung Selatan, pada Oktober 2012 lalu. Konflik tersebut menyebabkan 12 orang tewas, ratusan rumah habus dibakar, dan ribuan warga terpaksa diungsingkan. (RL/Herman)