Polda Lampung Telusuri Jaringan Gembong Perampok Wagino

Barang bukti yang disita Polda Lampung dalam penggerebekan Wagino, beberapa hari lalu.
Bagikan/Suka/Tweet:

Zainal Asikin|Teraslampung.com

BANDARLAMPUNG — Setelah tewasnya gembong perampok terkenal, Wagino (58), yang baku tembak dengan anggota Tim khusus antibandit (Tekab) 308 Polda Lampung saat penggerebekan di daerah Jati Agung, Lampung Selatan, pada Sabtu (7/1/2017) lalu, Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Lampung kini terus mendalami jaringan komplotan perampok Wagino.

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Lampung, Kombes Pol Heri Sumarji, mengatakan meskipun Wagino sudah tewas, pihaknya bersama Jajaran Polres tidak berhenti terus bergerak mencari jaringan komplotan Wagino yang tersebar di beberapa daerah di Lampung. Tidak menutup kemungkinan, juga berada di luar daerah Lampung.

“Kasusnya masih terus kami dalami, dan mencari siapa saja jaringannya. Begitu juga data-data dari Polres Jajaran, masih dikumpulkan untuk mengungkap komplotannya,”ujarnya, Selasa (10/1/2017).

Menurutnya, saat ini pihaknya masih mengumpulkan data-data, terkait dari aksi perampokan dan kejahatan lainnya yang dilakukan Wagino Cs.

Diberitakan sebelumnya, gembong rampok sadistis lintas provinsi, Wagino (58) warga Kelurahan Mulyosari 16 A, Kecamatan Metro Barat, Kota Metro, tewas ditembus peluru panas di tubuhnya oleh anggota Resmob Polda Lampung di daerah Jati Agung, Lampung Selatan, pada Sabtu (7/1/2016) sekitar pukul 14.00 WIB.

Wagino tewas dalam penggrebekan, tersangka yang mengetahui dikepung polisi, melakukan perlawanan dan langsung melepaskan tembakan ke arah polisi dengan membabi buta.

Karena ada perlawanan aktif dan membahayakan nyawa petugas, saat itu juga petugas langsung mengambil tindakan tegas dengan membalas tembakan ke arah Wagino.

“Tubuh Wagino ditembus peluru panas polisi, tersangka tewas saat dalam perjalanan menuju ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda,”ujar Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Lampung, Kombes Pol Heri Sumarji, Minggu (8/1/2017).

Dalam penggrebekan tersebut, polisi menyita beberapa barang bukti yang digunakan tersangka Wagino setiap melakukan aksi perampokan. Barang bukti yang disita, dua pucuk senjata api rakitan, 32 butir peluru kaliber 9 mm, 27 butir peluru kaliber 38, enam butir peluru 5,56 mm, satu bilah kapak, golok, pisau dan dua gulung tali tambang.

Kemudian barang bukti lainnya yang disita, empat buah STNK motor, satu buah BPKB mobi, tiga plat nomor kendaraan mobi dan lima unit telepon genggam.

Nama Wagino tidak asing lagi d ikalangan kepolisian di Lampung. Dalam catatan kepolisian, ia termasuk kategori gembong perampok. Tersangka Wagino sudah menjadi target operasi (TO) polisi, karena sudah puluhan kali menjadi otak pencurian yang terjadi di beberapa daerah. Antara lain di daerah Pekalongan, Batanghari Nuban, di Kabupaten Lampung Timur dan Tegineneng di Kabupaten Pesawaran.

Seolah menantang polisi, saat beraksi, tersangka Wagino dan komplotannya melakukan aksinya di wilayah kepolisian yang menyatakan akan menangkap tersangka Wagino.

Tidak hanya Wagino yang menjadi target pencarian polisi. Anak kedua Wagino bernama Yulida Arifin alias Ngatijan juga pernah menjadi buruan polisi karena terlibat berbagai aksi kriminalitas.

Berdasarkan catatan kepolisian, Arifin alias Ngatijan sudah 30-an kali melakukan perampokan di wilayah hukum Polda Lampung, Metro Jaya, Jawa Barat, Banten dan di daerah Bengkulu.

Kelompok Arifin alias Ngatijan, kata Heri, terakhir kali beraksi merampok di daerah Pringsewu pada 2008 silam. Dari aksinya tersebut, mengakibatkan Kepala Pos Polisi (Kapospol) Adiluwih, Aiptu M Rizali Siregar meninggal dunia. Pada awal 2009 lalu, anggota Resmob Polda Lampung akhirnya menembak mati Arifin alias Ngatijan pada saat penggrebekan.

Tidak hanya Arifin alias Ngatijan saja yang terlibat aksi kejahatan, anak Wagino lainnya pun bernama Sulis disersi anggota TNI Jawa Barat terlibat aksi kejahatan lintas Provinsi. Sulis akhirnya tewas juga, setelah ditembus peluru panas anggota Resmob Polda Lampung dan Polda Metro Jaya saat penggrebekan.