Potret Kotaku: Pedagang Menyulap Terminal Inpres Kalianda Menjadi Pasar Malam

Bagikan/Suka/Tweet:

Iwan J Sastra/Teraslampung,com

Suasana Terminal Inpres Kalianda, Sabtu (22/11).  

KALIANDA – Pada Sabtu (22/11), sekitar pukul 18.30 WIB kami ber-empat (saya, istri dan kedua putri buah hati kami, red), mencari santapan buat makan malam di sekitar  Pasar Inpres Kalianda.
   
Hanya butuh waktu sepuluh menit, sampailah kami di  pasar yang dibangun pada era pemerintahan Presiden Soeharto (sekitar tahun 1990-an, red) itu. Jarak tempat tinggal kami tidak begitu jauh dari lokasi pasar tersebut.
   
Tanpa berpikir lama karena perut sudah mulai terasa lapar, saya langsung mengarahkan setir mobil Suzuki Swift yang saya kendarai ke salah satu warung makan yang ber-label “Pecel Lelel Mas Yanto” disekitar terminal pasar inpres kalianda.
   
Setelah memarkirkan mobil, sayapun langsung turun untuk memesan dua bungkus nasi ayam goreng diwarung makan milik Mas Yanto ini, sementara istri dan anak-anak tetap menunggu didalam mobil.
   
Sambil menunggu nasi ayam yang saya pesan, sayapun berdiri didepan warung pecel lele Mas Yanto dengan mata memandang ke arah terminal tempat ngetemkendaraan penumpang tujuan pesisir Rajabasa, Kecamatan Penengahan dan Sidomulyo, yang malam itu terlihat padat oleh lapak-lapak dagangan mulai dari pedagang pakaian, penjual aksesoris, serta wahana permainan anak-anak.
   
Dalam hati saya berucap: “pedagng-pedagang ini rupanya sudah menyulap lokasi Terminal Inpres Kalianda menjadi pasar malam”. a
   
Betapa tidak, jika siang hari terminal inpres kalianda ini berfungsi sebagai tempat ngetem atau menunggu penumpang bagi para sopir-sopir angkutan umum, lantas malam harinya berubah fungsi menjadi tempat para pedagang pakaian dan penjual aksesoris menunggu calon pembelinya.
   
Saya pun menyempatkan diri bertanya kepada istri Mas Yanto yang saat itu sedang menyiapkan nasi ayam pesanan ku. Sudah berapa lama para pedagang pakaian dan penjual aksesoris itu memanfaatkan lokasi terminal inpres kalianda ini menjadi tempat mendirkan lapak-lapak dagangannya saat malam hari?
   
“Sudah lama kok mas mereka berdagang malam di lokasi terminal ini. Mereka itu (para pedagang, red) bukanya mulai jam enam sore dan tutupnya jam sepuluh malam,” ujar istri mas Yanto.
   
Masih menurut istri Mas Yanto, para pedagang yang berjualan di terminal itu adalah pedagang yang memang biasa berdagang di kios-kios pakaian yang ada di lokasi Pasar Inpres Kalianda saat pagi hingga sore hari.
   
“Kalau siang pedagang-pedagang itu berdagang dikiosnya masing-masing, baru malamnya pindah dilokasi terminal ini dengan mendirikan lapak-lapak dagangannya menggunakan tenda. Sebab, kata sebagaian pedagang, dengan berjualan d ilokasi terminal akan lebih mudah mendapatkan pembeli. Karena kalau tetap berjualan di kios dagangan yang biasa mereka buka siang hari, sulit dilihat oleh masyarakat yang melintas maupun yang sengaja datang ke pasar inpres saat malam hari, karena  letak kios dagangan mereka ada didalam lokasi pasar,” terangnya.
   
Saya lantas mengambil kesimpulan: jika seandainya keadaan ini mendapatkan perhatian dari Pemkab Lamsel dengan menyediakan lokasi khusus pasar malam tanpa menyulap Terminal Inpres Kalianda, saya yakin pertumbuhan ekonomi masyarakat Lampung Selatan, khususnya warga Kalianda akan bertambah meningkat.
   
Selain itu juga, kota kalianda yang merupakan ibukotan Kabupaten Lampung Selatan, akan menjadi lebih hidup suasananya pada malam hari oleh ramainya warga yang berdatangan  asar malam Kalianda, tak terkecuali para pejabat Pemkab Lamsel yang tinggal maupun hanya sekadar bermalam di Kalianda, baik itu yang sengaja ingin berbelanja atau juga sekedar mencari hiburan di luar rumah.
   
Tapi itu entah kapan bisa terwujud, apakah bisa dalam satu atau dua tahun kedepan, atau juga menunggu tiga sampai empat tahun  lagi?.

Yang pasti jawabannya ada pada pemimpin yang benar-benar memiliki keinginan untuk memimpin daerah ini dengan rasa penuh perhatian dan peduli terhadap ekonomi masyarakat di kabupaten Lampung Selatan, khususnya warga masyarakat yang tinggal di Kota Kalianda. (*)