Site icon Teraslampung.com

Prarekonstruksi, Pelaku Peragakan 13 Adegan Eksekusi Siswa SMKN 2 Bandarlampung

Prarekonstruksi pembunuhan Dwiki Dwi Sopian di dekat Lapangan Saburai, Enggal, Bandarlampung, Sabtu (12/3).

Bagikan/Suka/Tweet:

Zainal Asikin | Teraslampung.com

BANDARLAMPUNG – Ada sekitar 13 adegan diperagakan para tersangka pembunuhan terhadap korban Dwiki Dwi Sopian (17), pelajar SMKN 2 Bandarlampung pada saat gelar pra rekonstruksi di Saburai Jalan Majapahit, Kelurahan Enggal Bandarlampung, Sabtu (12/3/2016).

Dalam gelar pra rekonstrukis tersebut, aparat kepolisian Polresta Bandarlampung menghadirkan lia tersangka pembunuhan di antaranya berinisial KRF, siswa SMAN 13 Bandarlampung yang menjadi otak pelaku dan eksekutor, RH alias Memet, OR, IAP, dan FR.

Dari kelima tersangka pembunuhan, salah satu tersangka berinisial DN saat ini masih buron (DPO).

Pra rekonstruksi dimulai dengan adegan korban Dwiki mendatangi saksi M. Fadhila yang sedang mengalami pecah ban sepeda motornya pada Minggu (6/3/2016) dinihari lalu.

Dilokasi tersebut, salah satu tersangka berinisial RH alias Memet melihat Dwiki lalu menghampirinya. Selanjutnya, RH menelpon tersangka utama berinisial KRF.

Selang taklama kemudian, KRF datang dengan mengendarai mobil Kijang warna biri BE 2858 A. Tersangka KRF lalu menghampiri Dwiki, dan mengajaknya pergi menggunakan mobil milik KRF.

Kasat Reskrim Polresta Bandarlampung, Kompol Dery Agung Wijaya mengatakan, untuk pra rekonstruksi yang dilakukan di samping Lapangan Saburai, Enggal,  di Jalan Majapahit, Bandarlampung, ada sekitar 13 adegan yang diperagakan para tersangka. Dari ke-13 adegan tersebut, ada dua keterangan sebelumnya dari dua adegan tersebut.

“Pada gelar prarekonstruki pembunuhan ini, ada perbedaan keterangan antara tersangka KRF dengan RH ketika akan membawa korban Dwiki masuk kedalam mobil,”kata Dery, Sabtu (12/3/2016).

Dikatakannya, pada keterangan pertama, korban dipeluk oleh tersangka KRF dan dibawa masuk kedalam mobil. Lalu keterangan kedua, korban diminta untuk masuk kedalam mobil secara baik-baik oleh tersangka.


BACA: Ini Alasan Tersangka Bunuh Siswa SMKN 2 Bandarlampung Secara Biadab

“Ya saat adegan perbedaan itu, tadi sudah dikonfirmasi. Korban Dwiki dipegang tangannya oleh tersangka KRF, tapi setelah KRF mengatakan. ‘Lo yang namanya Dwiki kan?’. Baru setelah itu Dwiki dibawa masuk ke dalam mobil,”terangnya.

Adegan prarekonstruksi selanjutnya, dilakukan di kediaman rumah paman tersangka KRF di Jalan ZA Pagar Alam samping Karaoke Star Rock, Kedaton, Bandarlampung. Dirumah tersebutlah, para tersangka menghabisi korban Dwiki Dwi Sopian dengan 107 tusukan.

Diketahui sebelumnya, Dwiki Dwi Sopian (17) pelajar SMKN 2 Bandarlampung, ditemukan tewas dipinggir dikebun di Jalan Raden Imba Kesuma, Kelurahan Sumur Putri, Telukbetung Selatan, pada Senin (7/3/2016) sore lalu. Saat ditemukan, ditubuh Dwiki ditemukan sejumlah luka tusukan. 70 luka tusukan di punggung, 26 tusukan di bagian dada, delapan tusukan di tangan kanan dan tiga tusukan ditangan kiri korban.

Saat ditemukan Dwiki mengenakan kaos warna hitam, celana jeans, celana dalam warna biru dan memakai jam tangan ditangan kiri.

Diketahui, Dwiki pergi dari rumah pada Sabtu (5/3/2016) malam lalu. Dwiki pergi dengan membawa sepeda motor Yamaha Mio GT warna putih BE 5844YX. keesokan harinya, Dwiki tidak bisa dihubungi lagi.

Lalu pihak keluarganya melaporkan kehilangan Dwiki ke polisi, Dwiki akhirnya ditemukan sudah tak bernyawa dengan 78 luka tusukan pada Senin (7/3/2016) sore lalu. Sepeda motor Dwiki, hingga kini belum ditemukan.

Jasad Dwiki pertamakali ditemukan oleh kakak beradik, Anggi Saputra (18) dan Deri Saputra (17) warga Jalan H Agus Salim, Kelurahan Kaliawi, Tanjungkarang Pusat. Kedua kakak beradik ini, saat itu sedang berolahraga lari persiapan masuk polisi. Saat berlari di Jalan Raden Imba Kesuma, Kelurahan Sumur Putri, Bandarlamapung, Deri melihat ada laki-laki dengan posisi telungkup di kebun di pinggir jalan.

Keduanya curiga melihat laki-laki itu, lalu mencoba mendekati untuk mengeceknya. Saat dilihat, ternyat laki-laki itu sudah tewas dan ada luka-luka di tubuhnya. Mereka lalu turun untuk mencari bantuan warga sekitar.

Warga lalu menghubungi aparat kepolisian. Tidak lama kemudian petugas dari Polsekta Telukbetung Selatan dan Polresta Bandarlampung tiba di lokasi kejadian dan langsung melakukan olah TKP. Selanjutnya jasad itu dibawa ke Rumah Sakit Umum Abdul Moeloek (RSUAM) untuk divisum.

Exit mobile version