Pria Tanpa Identitas Tewas Tersambar Kereta Api Babaranjang di Kotabumi

Bagikan/Suka/Tweet:

Feaby/Teraslampung.com

Polisi dan warga mengevaluasi jasad korban menuju RSUD
Ryacudu, Kotabumi, Senin (2/5).

Kotabumi--Seorang pria tanpa identitas tewas tersambar kereta api pengangkut batu bara di daerah Jalan Cendana, ‎tepatnya di RT I/LK IV, Kotabumi, Lampung Utara, Senin (2/5) sekitar pukul 11:10 WIB.

Menurut Yani (46), warga sekitar, ‎dirinya mengetahui ada kecelakaan tersebut saat ia mendengar suara hantaman keras dari arah depan rumahnya. Curiga dengan suara keras itu, ia lantas bergegas ke luar rumah dan mendapati sesosok pria telah terlungkup dengan berlumuran darah.

“Suaranya keras sekali. Begitu ke luar rumah, ternyata sudah ada orang yang tergeletak bersimbah darah di atas bantalan rel kereta,” kata dia.

Suara keras hantaman kereta api ini ternyata terdengar juga oleh warga lainnya yang secara serempak langsung menuju sumber suara. Saat pertama kali dilihat, korban kala itu masih bernyawa karena tubuh korban sempat terlihat bergetar. ‎Korban juga sempat terseret kereta sejauh 15 meter dari lokasi tabrakan.

“Saya belum pernah liat ‎dia di sini. Sepertinya bukan warga di sini,” tuturnya.

Sementara, Lia (21), warga lainnya mengatakan, sesaat sebelum terjadi tabrakan tersebut, korban yang hingga kini belum diketahui identitasnya itu sempat terlihat berjalan menyusuri rel kereta. Saat itu, korban hanya mengenakan celana panjang tanpa alas kaki. Tabrakan berujung maut ini sendiri baru pertama kali terjadi di daerah tempat tinggalnya.

“Bajunya ditaruh di atas pundak kanannya dan ia berjalan menyusuri rel. Kalau dilihat dari wajahnya perkiraan umurnya berkisar 18 – 25 tahun lah,” kata dia.

‎‎Pantauan di lokasi, akibat tabrakan tersebut, pergelangan kaki kanan korban terputus dan bagian kepala belakang sobek besar dan bahu kanan terlepas dari sambungannya. Potongan pergelangan kaki kanan korban tertinggal jauh dari jasad korban. Menurut perkiraan warga sekitar dan dilihat dari penampilannya, korban diduga mengalami gangguan jiwa.