Wakil Ketua DPR RI Pranono Anung saat menerima perwakilan Parlemen Remaja, Selasa (20/50. (Foto; ist) |
JAKARTA, Teraslampung.com – Wakil ketua DPR RI Pramono Anung menegaskan, Program Parlemen Remaja yang sedang berjalan dengan menghadirkan 136 siswa SLTA dari 34 provinsi perlu digelar setahun dua kali karena menjadi wahana pendidikan politik yang sangat strategis.
“Parlemen remaja ini acara yang sangat bagus. Sebagai salah satu pimpinan DPR, saya memberi dukungan penuh, termasuk kalau satu tahun diadakan 2 (dua) kali. Ini akan memberi semangat dan dorongan kepada anak-anak kita dari seluruh pelosok negeri untuk mengenal demokrasi dan parlemen kita dengan segala kelebihan dan kekurangannya,” papar Pramono Anung, usai memberi sambutan kepada peserta Parlemen Remaja di Operation Room DPR RI, Selasa (20/5).
Pramono mengaku pihaknya sangat mengapresiasi program yang digagas Sekretariat Jenderal DPR RI ini. Program tersebut sudah yang kedelapan kali digelar.
“Generasi muda perlu dibekali pendidikan politik yang memadai, agar kelak ketika menjadi penyelenggara negara mereka bisa mengelola negara dengan baik dan membangun bangsa menjadi lebih besar. Selain pengetahuan politik, para peserta juga diajak melihat langsung rapat-rapat kerja di DPR RI termasuk Rapat Paripurna. Simulasi menjadi materi lainnya, bagaimana para peserta mampu mempraktikkan posisinya sebagai anggota parlemen,” katanya.
Menurut Pramono, Program Parlemen Remaja merupakan pendidikan politik yang baik bagi anak-anak kita. “Acara ini harus tetap dilanjutkan. Sebagai negara demokrasi terbesar yang sedang mengalami pematangan, pengenalan politik sejak awal menjadi penting sekali. Dengan demikian, kalau mereka sudah mengenal dunia politik itu akan memberikan manfaat dan stimulan bagi mereka untuk rajin belajar. Negeri ini sangat luas,” tandasnya.
Pramono juga sangat senang melihat antusiasme para peserta. Mereka, nilai Pramono, sangat luar biasa. Sebagian peserta mungkin ada yang belum pernah ke Jakarta. Dengan mengikuti Program Parlemen Remaja, diharapkan ada dorongan semangat untuk terus mau belajar.
“Ini akan membekas selama hidupnya dan akan diceritakan kembali 20 tahun ke depan,” kata Pramono.