Bisnis  

PT LDC Indonesia Ajak Petani Lampung Kembangkan Agrikultur Berkelanjutan

Bagikan/Suka/Tweet:

TERASLAMPUNG.COM, BANDARLAMPUNG — PT Louis Dreyfus Company (PT LDC) Indonesia, sebuah perusahaan global asal Swiss,  menggandeng petani Lampung untuk memajukan agrikultur. Menurut Head of Industry PT LDC Indonesi, Feri Darmawan, kerja sama itu dilakukan perusahaannya sejak LDC masuk ke Indonesia pada 1999.

Menurut Feri, di sektor sawit perusahaannya  menghasilkan minyak goreng bisa menghasilkan biodiesel yang dipasarkan di Indonesia dan dunia. Sementara di sektor kopi, PT LDC PT LDC melakukan program pembinaan petani kopi di tiga kabupaten di Lampung. Yaitu Kabupaten Lampung Barat, Lampung Utara, dan Tanggamus.

Pembinaan sudah dilakukan terhadap 7.000 petani dan pemberian bibit sudah mencapai 500.000 bibit kopi. Kerjasama pembinaan petani dilakukan bersama Universitas Lampung dan Politeknik Negeri Lampung.

“Kami bekerja sama dengan petani kecil dan perusahaan lainnya untung mengoperasikan produk agrikultur,” sambung Feri. Selain sawit, PT LDC juga mengembangkan bisnis kopi yang menjadi salah satu komoditas terbesar di Indonesia,” kata Feri pada acara buka bersama dengan awak media di Graha Wangsa, Bandarlampung, Rabu (12/4/2023).

Menurut Feri, produksi kopi yang saat ini rerata sebesar 800.000 ton per tahun. Sebanyak 400.000 ton lebih di Sumatera Selatan dan Lampung.

Feri mengungkapkan, saat ini PT. LDC memiliki tiga tempat usaha di Indonesia, yaitu Lampung, Jakarta, dan Balikpapan.

“Selama ini kami bermitra  dengan warga sekitar melalui kegiatan pelatihan dan edukasi,” katanya.

Khusus bagi petani kopi, kata Feri, PT LDC melakukan edukasi agar para petani kopi memahami produk kopi yang berkelanjutan.

“Targetnya, produksi kopi meningkat dan kualitas kopi juga meningkat,” kata Feri.

Pada 6 April 2016,  PT LDC meresmikan pabrik biodiesel yang berlokasi di Jalan Soekarno Hatta km. 10, Kelurahan Way Lunik, Kecamatan Panjang, Kota Bandarlampung. Pabrik yang memiliki kapasitas terpasang 420 ribu MT setara dengan 482 ribu KL per tahun ini kini memasok biodesel ke  Pertamina, ExxonMobil, dan  Shell.

“Dari awal kami mulai memproduksi biodiesel. Dari B20, B30, dan sekarang B35, maupun nantinya B40 yang masih dalam kajian,” kata Feri.