Zainal Asikin|Teraslampung.com
BANDARLAMPUNG — Johansyah (28), buron begal asal Lampung Timur yang menyerahkan diri ke Polda Lampung, Rabu lalu (11/1/2016) pantas disebut ‘raja begal’. Itu karena ‘jam terbang’-nya yang sangat tinggi: 50 kali membegal di berbagai lokasi di Lampung.
Meski berjuluk ‘raja begal’, Johansyah punya rasa jirih juga. Ia takut mati dengan cara tragis seperti dialami gembong perampok asal Kota Metro, Wagino, 7 Januari 2017 lalu. Wagino tewas setelah ditembak polisi dalam sebuah penyergapan di Jati Agung, Lampung Selatan.
Johansyah mengaku, ia sengaja datang ke Polda Lampung bersama orangtua dan kerabatnya untuk menyerahkan diri atas kesadarannya sendiri. Tekad itu ia wujudkan karena ia tidak mau seperti Wagino.
Keinginan menyerahkan diri kepada polisi, kata Johansyah, juga lantaran dirinya mendapatkan nasihat dari orangtuanya.
“Orang tua saya mengingatkan agar saya jangan melakukan kejahatan dan segera bertobat. Saya ingin hidup tentram layaknya seperti orang lainnya. Saya juga takut ditembak mati bang seperti Wagino atau pelaku lainnya,”ungkapnya, Jumat (13/1/2017).
BACA: Gembong Perampok Asal Metro Tewas Ditembak Polisi
Warga Desa Tebing, Kecamatan Melinting, Lampung Timur ini juga mengatakan, apalagi dirinya sudah menikah dan memiliki dua orang anak yang saat ini masih kecil.
Karena itu, ia tidak mau mati sia-sia pergi meninggalkan istri dan anaknya akibat perbutan kejahatan yang telah dilakukannya.
“Saya nggak mau mati sia-sia. Saya mau menebus semua kesalahan yang sudah pernah saya buat dengan dipenjara. Saya mau bertobat, tidak mau lagi melakukan kejahatan. Setelah keluar penjara nanti, saya mau menafkahi istri dan anak dengan kerja yang halal demi masa depan anak saya nanti,”harapnya.
BACA JUGA: Pernah Membegal di 50 TKP, Pria asal Lamtim Ini Serahkan Diri ke Polda Lampung